Medan,20/4 (Antarasumut)- Perusahaan transportasi SMRT yang mengoperasikan angkutan massal di Singapura berminat berinvestasi di angkutan massal berbasis Light Rail Transit atau LRT di kawasan Medan-Binjai dan Deliserdang.
"Perusahaan kami tertarik berinvestasi di LRT pada kawasan Sumut ," Ujar Principal Consultant SMRT International, Yeo Beng Lee, di Medan, Rabu Kemarin.
Dia menjelaskan, di Singapura 50 persen penduduknya atau sekitar tiga juta orang menggunakan layanan LRT atau MRT setiap harinya.
Menurut Lee, sebagian besar layanan angkutan massal LRT atau MRT di Singapura dioperasikan oleh dua operator.
"Salah satu operator mayoritas di Singapura adalah SMRT dan kami ingin berinvestasi di Sumut," katanya.
Menurut dia, perusahaan SMRT sudah 30 tahun atau sejak 1987 menjadi operator di Singapura.
Pada awalnya SMRT dibantu perusahaan lain dalam pembangunan dan pengeoprasian dan perawatan, namun dewasa ini sudah mandiri.
"Kami berharap bisa berinvestasi di Sumut," katanya.
Lee mengaku, perusahaannya sudah ditunjuk sebagai investor yang akan membangun LRT di Bandung .
Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengatakan menyambut rencana investasi SMRT di Sumut.
Gubernur mengatakan, ada rencana pengembangan kawasan perkotaan Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo (Mebidangro) dan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan itu diperlukan dukungan sarana trasnsportasi yang memadai.
"LRT dan MRT memang dapat menjadi moda transportasi massal andalan dalam mengatasi berbagai persoalan kemacetan dan pengembangan kawasan perkotaan," ujar Erry.
Erry mengaku untuk pembangunan LRT dan MRT di Mebidangro sudah ada beberapa investor yang mengaku tertarik berinvestasi.
Salah satunya PT Medan Metropolitan Monorel dan telah menyusun dan menyampaikan pra studi kelayakan pembangunan monerel di Mebidang.
"Tentunya siapapun nanti yang berinvestasi, akan didukung Pemprov Sumut,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
"Perusahaan kami tertarik berinvestasi di LRT pada kawasan Sumut ," Ujar Principal Consultant SMRT International, Yeo Beng Lee, di Medan, Rabu Kemarin.
Dia menjelaskan, di Singapura 50 persen penduduknya atau sekitar tiga juta orang menggunakan layanan LRT atau MRT setiap harinya.
Menurut Lee, sebagian besar layanan angkutan massal LRT atau MRT di Singapura dioperasikan oleh dua operator.
"Salah satu operator mayoritas di Singapura adalah SMRT dan kami ingin berinvestasi di Sumut," katanya.
Menurut dia, perusahaan SMRT sudah 30 tahun atau sejak 1987 menjadi operator di Singapura.
Pada awalnya SMRT dibantu perusahaan lain dalam pembangunan dan pengeoprasian dan perawatan, namun dewasa ini sudah mandiri.
"Kami berharap bisa berinvestasi di Sumut," katanya.
Lee mengaku, perusahaannya sudah ditunjuk sebagai investor yang akan membangun LRT di Bandung .
Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengatakan menyambut rencana investasi SMRT di Sumut.
Gubernur mengatakan, ada rencana pengembangan kawasan perkotaan Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo (Mebidangro) dan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan itu diperlukan dukungan sarana trasnsportasi yang memadai.
"LRT dan MRT memang dapat menjadi moda transportasi massal andalan dalam mengatasi berbagai persoalan kemacetan dan pengembangan kawasan perkotaan," ujar Erry.
Erry mengaku untuk pembangunan LRT dan MRT di Mebidangro sudah ada beberapa investor yang mengaku tertarik berinvestasi.
Salah satunya PT Medan Metropolitan Monorel dan telah menyusun dan menyampaikan pra studi kelayakan pembangunan monerel di Mebidang.
"Tentunya siapapun nanti yang berinvestasi, akan didukung Pemprov Sumut,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017