Gunungsitoli, 3/8 (Antara) - RSUD Gunungsitoli, Sumatera Utara, butuh dukungan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Kepulauan Nias dalam pengelolaannya mengingat rumah sakit itu melayani pasien dari lima kabupaten/kota.
Direktur RSUD Gunungsitoli dr Julianus Dawolo di Gunungsitoli, Rabu, mengatakan meski nanti rumah sakit itu sudah mendapatkan anggaran dari provinsi dan Kemenkes untuk pengembangan, namun pihaknya tetap butuh dukungan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Pulau Nias.
Ia mengatakan, meski saat ini RSUD Gunungsitoli masih milik Pemerintah Kabupaten Nias, tetapi pasien yang dilayani di RSUD Gunungsitoli sebagian besar dari Kabupaten Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat dan Kota Gunungsitoli.
"Apalagi saat ini 80 persen pasien menggunakan BPJS, kami pihak RSUD Gunungsitoli terkadang mengalami kerugian, karena pasien menginap 5 hari, klaimnya sama besar jika pasien menginap 2 minggu," katanya.
Ia berharap pemerintah kabupaten/kota lainnya mau bergandengan tangan dengan Pemerintah Kabupaten Nias dalam membantu dana pengelolaan RSUD Gunungsitoli.
Dana maksimal untuk mengelola RSUD Gunungsitoli agar bisa lebih baik dalam melakukan pelayanan adalah kurang lebih Rp60 miliar hingga Rp70 milliar per tahun.
Ia mengakui, saat ini pihaknya masih harus berhemat, dan berupaya memberi pelayanan secara maksimal kepada pasien, meski dana yang digelontorkan Pemkab Nias setiap tahunnya dari DAU hanya sebesar Rp10 miliar.
"Pendapatan RSUD Gunungsitoli setiap tahun kurang lebih RP40 milliar, dan seluruh dana tersebut bukan masuk menjadi PAD Kabupaten Nias, tetapi digunakan untuk membeli obat, makanan, kebutuhan laboratorium, bahan habis pakai, alat tulis kantor dan lainnya di RSUD Gunungsitoli," ujar Julianus.
Data RSUD Gunungsitoli menunjukkan pasien yang dirawat di RSUD Gunungsitoli setiap tahunnya lebih banyak dari Kota Gunungsitoli, atau mencapai 70,1 persen.
Sedangkan warga Kabupaten Nias hanya 9,4 persen, Kabupaten Nias Utara 10 persen, Nias Barat 3,7 persen dan Nias Selatan 6,5 persen.***4***
(T.KR-JRD/B/E005/E005) 03-08-2016 11:34:52
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Direktur RSUD Gunungsitoli dr Julianus Dawolo di Gunungsitoli, Rabu, mengatakan meski nanti rumah sakit itu sudah mendapatkan anggaran dari provinsi dan Kemenkes untuk pengembangan, namun pihaknya tetap butuh dukungan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Pulau Nias.
Ia mengatakan, meski saat ini RSUD Gunungsitoli masih milik Pemerintah Kabupaten Nias, tetapi pasien yang dilayani di RSUD Gunungsitoli sebagian besar dari Kabupaten Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat dan Kota Gunungsitoli.
"Apalagi saat ini 80 persen pasien menggunakan BPJS, kami pihak RSUD Gunungsitoli terkadang mengalami kerugian, karena pasien menginap 5 hari, klaimnya sama besar jika pasien menginap 2 minggu," katanya.
Ia berharap pemerintah kabupaten/kota lainnya mau bergandengan tangan dengan Pemerintah Kabupaten Nias dalam membantu dana pengelolaan RSUD Gunungsitoli.
Dana maksimal untuk mengelola RSUD Gunungsitoli agar bisa lebih baik dalam melakukan pelayanan adalah kurang lebih Rp60 miliar hingga Rp70 milliar per tahun.
Ia mengakui, saat ini pihaknya masih harus berhemat, dan berupaya memberi pelayanan secara maksimal kepada pasien, meski dana yang digelontorkan Pemkab Nias setiap tahunnya dari DAU hanya sebesar Rp10 miliar.
"Pendapatan RSUD Gunungsitoli setiap tahun kurang lebih RP40 milliar, dan seluruh dana tersebut bukan masuk menjadi PAD Kabupaten Nias, tetapi digunakan untuk membeli obat, makanan, kebutuhan laboratorium, bahan habis pakai, alat tulis kantor dan lainnya di RSUD Gunungsitoli," ujar Julianus.
Data RSUD Gunungsitoli menunjukkan pasien yang dirawat di RSUD Gunungsitoli setiap tahunnya lebih banyak dari Kota Gunungsitoli, atau mencapai 70,1 persen.
Sedangkan warga Kabupaten Nias hanya 9,4 persen, Kabupaten Nias Utara 10 persen, Nias Barat 3,7 persen dan Nias Selatan 6,5 persen.***4***
(T.KR-JRD/B/E005/E005) 03-08-2016 11:34:52
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016