Medan, 25/5 (Antara) - Minat investor Korea Selatan menanamkan modalnya di Sumatera Utara tren meningkat sejak 2015 meski realisasi investasinya belum ada hingga mendekati pertengahan 2016.


"Pada 2015, investor Korea Selatan berencana berinvestasi di Sumut senilai 103,652 juta dolar AS dari 2014 yang rencananya masih 1 juta dolar AS," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, Purnama Dewi di Medan, Rabu.


Meningkatnya rencana investasi itu menggembirakan, meskipun, kata dia, hingga 2016 rencana penanaman modal di 2014 dan 2015 tersebut nyatanya belum ada realisasinya.


"Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korsel yang menghasilkan berbagai kesepakatan bisnis mendorong rencana dan realisasi investasi negara itu semakin besar di Sumut," katanya.


Purnama menjelaskan, pada 2014, rencana investasi pengusaha Korsel itu di sektor perdagangan besar dengan lokasi investasi di Medan.


Sementara di 2015, ada rencana investasi di pertambangan biji tembaga dan industri makanan di Kabupaten Mandailing Natal dan perdagangan dan reperasi di Medan serta listrik, gas dan air di Kabupaten Tapanuli Tengah.


"Rencana investasi terbesar Korsel pada 2015 di biji tembaga, lisrik, gas dan air dengan masing-masing 40,344 juta dolar AS dan 39,599 juta dolar AS," katanya.


Menurut dia, BPMP Sumut, berupaya bisa mempertanyakan ke calon investor soal mengapa tidak ada realisasi rencana investasi tersebut.


Dengan diketahui penyebabnya, maka diharapkan BPMP bisa memberikan solusi kepada calon investor yang sudah mengajukan rencana investasi ke Sumut.


Upaya mempertanyakan itu semakin kuat karena mengacu pada data dari rencana investasi Koresel itu yang cukup besar sejak tahun 1990 hingga 2015 atau sebesar 173, 142 juta dolar AS, realisasinya tidak sampai 50 persen atau hanya 38,721 juta dolar AS pada 2015.


"Pemprov Sumut berharap kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Korsel yang menghasilkan berbagai kesepakatan bisa berimbas positif langsung ke Sumut antara lain dengan adanya realisasi dari rencana investasi sebelumnya bahkan ada peningkatan yang lebih besar," katanya.


Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di Jakarta, sebelumnya, menjelaskan, kunjungan Presiden ke Korsel pada 16-18 Mei 2016 menghasilkan komitmen untuk di berbagai bidang dengan kekhususan atau prioritas dalam akselerasi industrialisasi dan pengembangan industri kreatif.


Dalam kunjungan ke Korsel itu juga menghasilkan kesepakatan bisnis dengan para pengusaha dengan nilai sekitar 18 miliar dolar AS. 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016