Medan, 23/5 (Antara) - Minat petani menanam kedelai di Sumatera Utara masih rendah yang tercermin dari terus tidak terealisasinya target tanam dan produksi komoditas itu yang kemudian menyebabkan tetap adanya impor.


"Dari rencana tanam kedelai di Sumut pada bulan April hingga September 2016 yang seluas 11.225 hektare, yang terealisasi masih 160 hektare. Petani lebih memiiih bertanam komoditas lain dari kedelai dengan berbagai alasan," ujar Kasubbag Program Dinas Pertanian Sumut, Marino di Medan, Senin.


Bahkan dari target tanam di Oktober tahun 2015 hingga Maret 2016, realisasi penanaman kedelai juga tidak sampai 50 persen dari target atau sekitar 45,39 persen.


Menurut dia, Dinas Pertanian sudah dan terus mendorong agar terjadi peningkatan luas areal dan produktvitas tanaman kedelai Sumut, walau tampak sulit karena petani kurang berminat.


Dia menjelaskan, luas tanaman terluas kedelai di Sumut masih hanya di Padang Lawas dan Mandailing Natal atau mencapai 4.603 hektare.


"Dinas Pertanian sedang berupaya mengatasi kendala-kendala pengembangan kedelai mulai dari meningkatkan kesadaran petani bahwa komoditas itu menjanjikan, juga membantu petani unruk mendapatkan benih bagus dan cara bertanam dan panen kedelai yang baik dan benar," katanya.


Marino juga mengakui, salah satu hambatan terbesar mengembangkan kedelai adalah seringnya warga melakukan penanaman bersamaan pada komoditas padi dan kedelai yang pada akhirnya petani lebih mementingkan merawat tanaman padinya.


"Harga kedelai yang berfluktuasi juga sebenarnya menjadi penyebab kurang tertariknya petani dan itu juga sedang diatasi dengan berbagai cara," katanya.


Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, Sumut masih mengimpor banyak kedelai untuk berbagai kebutuhan penguha di pasar lokal seperti untuk industri tahu/tempe dan pabrik pakan.


"Sebenanya pengusaha tidak perlu repot impor, kalau saja ada produksi kedelai dalam jumlah stabil sesuai kebutuhan disusul kualitas yang bagus serta harga ideal," katanya.  

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016