Medan, 29/2 (Antara) - Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengerahkan 1.451 personel dalam "Operasi Simpatik Toba" untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran masyarakat dalam berlalu lintas.
Operasi yang dilaksanakan selama 21 hari tersebut diawali dengan gelar pasukan di Lapangan K.S. Tubun Mapolda Sumut di Medan, Senin.
Ketika memimpin gelar pasukan, Kapolda Sumut Irjen Pol Ngadino mengatakan kelancaran lalu lintas berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian.
Permasalahan lalu lintas begitu kompleks seperti tingginya angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas membawa implikasi terhadap tingginya korban jiwa dan kerugian materiil.
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut, pada 2015 tercatat 5.613 kasus kecelakaan lalu lintas di daerah itu.
Dari jumlah itu, pihak kepolisian mencatat 1.753 orang meninggal dunia, 2.393 orang mengalami luka berat, dan 5.982 orang lain menderita luka ringan.
Total kerugian materiil yang ditimbulkan dari 5.613 kasus kecelakaan lalu lintas mencapai Rp14 miliar lebih.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan lalu lintas di wilayah hukum Polda Sumut, pihaknya menyelenggarakan Operasi Simpatik Toba 2016 selama 21 hari, yakni pada 1-21 Maret 2016.
Meski akan melakukan tindakan, katanya, personel yang dilibatkan dalam operasi tersebut diminta untuk mengutamakan langkah-langkah persuasif dan berbagai upaya pencegahan.
Ia menjelaskan tindakan represif dalam Operasi Simpatik Toba hanya diterapkan pada kondisi dan tingkat pelanggaran tertentu saja.
Personel yang dilibatkan dalam Operasi Simpatik Toba juga diingatkan untuk menjaga sikap dan perilaku, serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat menurunkan citra Polri di tengah-tengah masyarakat.
Kabid Humas Podla Sumut Kombes Pol Helfi Assegaf mengatakan personel yang dilibatkan dalam Operasi Simpatik Toba itu terdiri atas Satgas Polda Sumut 60 personel dan satuan wilayah atau polres 1.391 personel.
Untuk mendukung optimalisasi tugas dalam Operasi Simpatik Toba, Polda Sumut juga melibatkan unsur TNI dan Dinas Perhubungan. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Operasi yang dilaksanakan selama 21 hari tersebut diawali dengan gelar pasukan di Lapangan K.S. Tubun Mapolda Sumut di Medan, Senin.
Ketika memimpin gelar pasukan, Kapolda Sumut Irjen Pol Ngadino mengatakan kelancaran lalu lintas berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian.
Permasalahan lalu lintas begitu kompleks seperti tingginya angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas membawa implikasi terhadap tingginya korban jiwa dan kerugian materiil.
Data Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut, pada 2015 tercatat 5.613 kasus kecelakaan lalu lintas di daerah itu.
Dari jumlah itu, pihak kepolisian mencatat 1.753 orang meninggal dunia, 2.393 orang mengalami luka berat, dan 5.982 orang lain menderita luka ringan.
Total kerugian materiil yang ditimbulkan dari 5.613 kasus kecelakaan lalu lintas mencapai Rp14 miliar lebih.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan lalu lintas di wilayah hukum Polda Sumut, pihaknya menyelenggarakan Operasi Simpatik Toba 2016 selama 21 hari, yakni pada 1-21 Maret 2016.
Meski akan melakukan tindakan, katanya, personel yang dilibatkan dalam operasi tersebut diminta untuk mengutamakan langkah-langkah persuasif dan berbagai upaya pencegahan.
Ia menjelaskan tindakan represif dalam Operasi Simpatik Toba hanya diterapkan pada kondisi dan tingkat pelanggaran tertentu saja.
Personel yang dilibatkan dalam Operasi Simpatik Toba juga diingatkan untuk menjaga sikap dan perilaku, serta menghindari tindakan-tindakan yang dapat menurunkan citra Polri di tengah-tengah masyarakat.
Kabid Humas Podla Sumut Kombes Pol Helfi Assegaf mengatakan personel yang dilibatkan dalam Operasi Simpatik Toba itu terdiri atas Satgas Polda Sumut 60 personel dan satuan wilayah atau polres 1.391 personel.
Untuk mendukung optimalisasi tugas dalam Operasi Simpatik Toba, Polda Sumut juga melibatkan unsur TNI dan Dinas Perhubungan. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016