Tanjungbalai, Sumut, 4/2 (Antara) - Rapat paripurna internal agenda penetapan pimpinan DPRD Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara gagal digelar karena Pelaksana Tugas Ketua DPRD Leiden Butar Butar mendadak sakit, Kamis.


Pantauan di gedung DPRD Tanjungbalai, DPRD setempat telah mengelar dua agenda rapat paripurna yaitu tentang pendapat akhir fraksi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan wali kota tahun 2011-2015 dan pengumuman akhir masa jabatan wali kota/wakil wali kota Tanjungbalai.


Kedua agenda rapat paripurna itu berjalan lancar dipimpin oleh Pelaksana Tugas Ketua DPRD Tanjungbalai Leiden Butar Butar yang dihadiri Wakil Wali Kota Rolel Harahap.


Beberapa saat usai paripurna tersebut, ketika berjalan Leiden Butar Butar terlihat sempoyongan sehingga harus dibopong dan dibawa keluar dari ruangan oleh staf fraksi PDI Perjuangan, kemudian dilarikan dengan kenderaan dinasnya.


Mendadak sakit yang dialami politisi PDI Perjuangan itu menjadi sorotan sejumlah ketua fraksi, karena dinilai intrik politik untuk menggagalkan rapat paripurna penetapan pimpinan dewan.


"Tadi ketika memimpin dua agenda paripurna masih tampak sehat. Sekarang mendadak sakit, saya menilai ini merupakan trik politik untuk tujuan tertentu," ujar Ketua Fraksi PPP Muhammad Yusuf.


Yusuf menjelaskan, pada Selasa (2/2) seluruh pimpinan fraksi telah menggelar rapat pimpinan dengan keputusan bahwa hari itu ada empat agenda rapat paripurna.


Dua agenda telah dilaksanakan. "Sedangkan dua rapat paripurna lainnya merupakan internal DPRD dengan agenda penetapan pimpinan DPRD yang telah lama lowong dan paripurna penetapan wali kota Tanjungbalai terpilih hasil pilkada 9 Desember 2015," katanya.


Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat-Nasional Ridwan Ritonga menilai sakit dadakan yang dialami pelaksana tugas pimpinan DPRD itu penuh muatan politik yang terkesan hanya sandiwara.


Menurut Ridwan, jika paripurna penetapan pimpinan dewan selesai digelar, hasilnya akan menjadi rekomendasi DPRD kepada Pemkot Tanjungbalai untuk diteruskan ke Gubernur Sumatera Utara, agar surat keputusan pengangkatan pimpinan DPRD setempat dikeluarkan.


"Saya menduga kejadian ini adalah sandiwara politik untuk menunda penetapan pimpinan dewan. Memang politik itu kejam dan sarat kepentingan kelompok," katanya.


Staf Fraksi PDI Perjuangan Roy Sihombing mengatakan, karena depresi dan terlalu capek Leiden Butar Butar terpaksa dibawa ke salah satu rumah sakit untuk menjalani perawatan.


"Kondisi pak Leiden `drop` (lemah). Mungkin karena lelah bercampur tekanan politik beliau terpaksa dibawa ke rumah sakit di Kisaran," katanya. ***2***


(T.KR-YWK/C/I023/I023) 04-02-2016 19:17:41

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016