Langkat, Sumut, 4/12 (Antara) - Operasi pemulihan hutan mangrove di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, yang dilakukan Dinas Kehutanan Sumatera Utara menghancurkan puluhan hektare perkebunan kelapa sawit, tambak udang, tambak ikan, yang ada di kawasan itu.

"Kita sudah pulihkan puluhan hektare hutan mangrove yang berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, tambak udang mau pun tambak ikan," kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Yuliani Siregar di Stabat, Jumat.

Menurut Yuliani, dalam pemulihan hutan mangrove tersebut, pihaknya melibatkan pesonil TNI, Polri, dan Dinas Kehutanan.

Dalam sepekan, operasi pemulihan yang dilakukan petugas menghancurkan puluhan hektare hutan sawit milik perambah dengan berbagai alat berat dan mesin pemotong kayu.

Petugas juga menghancurkan benteng atau tanggul yang dibangun para perambah untuk menahan air laut agar tidak masuk ke perkebunan kelapa sawit.


Ratusan hektare lahan perkebunan kelapa sawit yang sebelumnya merupakan lahan mangrove kini sudah mulai tergenang air laut untuk segera dijadikan kembali kawasan hutan mangrove.


Sementara itu, untuk tambak udang dan tambak ikan milik warga atau perambah tidak seluruhnya dihancurkan petugas gabungan. Karena ada tambak yang memasuki masa panen sehingga diberikan tenggang waktu untuk memanen tambaknya.


Jika sudah panen, maka petugas akan segera menghancurkan tambak-tambak tersebut untuk segera ditanami kembali dengan mangrove.


Demikian juga dengan lahan pertanian tanaman semusim yang juga ditemukan di lokasi itu diberikan waktu hingga masa panen.


Ia menambahkan, ratusan hektare lahan mangrove yang sudah berubah fungsi ini harus dikembalikan seperti semula sebagai hutan mangrove dan hutan lindung tempat berkembang biaknya biota laut.


"Kita juga akan melakukan penanaman lahan tersebut dengan mangrove yang sekarang ini dipersiapkan untuk segera ditanami kembali," katanya. ***1***


(T.KR-IFZ/C/I023/I023) 04-12-2015 14:09:51

Pewarta: Imam Fauzi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015