Medan, 17/10 (Antara) - Investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Sumatera Utara hingga triwulan II tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan periode sama tahun 2014 atau tinggal Rp3,015 triliun.
Penurunan investasi PMDN tidak terlepas dari dampak krisis global dimana pengusaha masih berhati-hati mengembangkan atau investasi baru, kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, Purnama Dewi di Medan, Sabtu.
Namun meski turun dibandingkan periode sama di 2014 yang mencapai Rp3,545 triliun, tetapi diyakini secara total investasi PMDN bisa di atas angka peraihan tahun lalu.
Tahun 2014, total investasi PMDN mencapai Rp5,232 triliun.
"Dengan peraihan senilai Rp3,015 triliun hingga Juni, maka total investasi PMDN tahun 2015 diperkirakan bisa di atas angka 2014 yang sebesar Rp5,232 triliun itu," katanya.
Asumsi bisa melampaui angka di 2014, kata Purnama antara lain mengacu pada tren meningkatnya investasi di triwulan III.
Purnama menyebutkan, investasi PMDN terbesar di Sumut di sektor industri kimia, makanan, hotel dan restoran.
Investasi di sektor industri kimia di triwulan II misalnya mencapai Rp1,56 triliun dan makanan Rp191,774 miliar serta hotel dan restoran Rp165,707 miliar.
Naiknya terus investasi PMDN, membuat posisi Sumut masih berada di 10 provinsi terbesar di Indonesia dalam penanaman modal dalam negeri itu.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo dimana antara lain memberi kemudahan perizinan dan penurunan suku bunga kredit hingga insentif bagi pengusaha diyakini bisa meningkatkan investasi.
"Masih banyak kemudahan yang harus diberikan kepada pengusaha agar investasi bisa naik terus karena persaingan merebut investor semakin ketat di pasar dunia," katanya.
Kemudian, kata Dosen Fakultas Ekonomi USU itu, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut juga harus diikuti dengan implementasi di lapangan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Penurunan investasi PMDN tidak terlepas dari dampak krisis global dimana pengusaha masih berhati-hati mengembangkan atau investasi baru, kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, Purnama Dewi di Medan, Sabtu.
Namun meski turun dibandingkan periode sama di 2014 yang mencapai Rp3,545 triliun, tetapi diyakini secara total investasi PMDN bisa di atas angka peraihan tahun lalu.
Tahun 2014, total investasi PMDN mencapai Rp5,232 triliun.
"Dengan peraihan senilai Rp3,015 triliun hingga Juni, maka total investasi PMDN tahun 2015 diperkirakan bisa di atas angka 2014 yang sebesar Rp5,232 triliun itu," katanya.
Asumsi bisa melampaui angka di 2014, kata Purnama antara lain mengacu pada tren meningkatnya investasi di triwulan III.
Purnama menyebutkan, investasi PMDN terbesar di Sumut di sektor industri kimia, makanan, hotel dan restoran.
Investasi di sektor industri kimia di triwulan II misalnya mencapai Rp1,56 triliun dan makanan Rp191,774 miliar serta hotel dan restoran Rp165,707 miliar.
Naiknya terus investasi PMDN, membuat posisi Sumut masih berada di 10 provinsi terbesar di Indonesia dalam penanaman modal dalam negeri itu.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo dimana antara lain memberi kemudahan perizinan dan penurunan suku bunga kredit hingga insentif bagi pengusaha diyakini bisa meningkatkan investasi.
"Masih banyak kemudahan yang harus diberikan kepada pengusaha agar investasi bisa naik terus karena persaingan merebut investor semakin ketat di pasar dunia," katanya.
Kemudian, kata Dosen Fakultas Ekonomi USU itu, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut juga harus diikuti dengan implementasi di lapangan.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015