Medan, 1/10 (Antara) -Penduduk miskin di Sumatera Utara pada tahun 2015 hingga posisi Maret bertambah 103.070 orang dari posisi sama 2014 atau menjadi 1.463.670 orang dipicu inflasi yang meningkat dan nilai tukar petani yang menurun..
"Dengan bertambah, maka jumlah penduduk miskin Sumut sudah 10,53 persen dari total penduduk Sumut atau naik dari sebelumnya yang masih 9,85 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis.
Naiknya jumlah penduduk miskin itu terjadi dikota dan desa.
Di kota, penduduk miskin bertambah 31.830 orang menjadi 699.300 orang.
Sedangkan di desa, penduduk miskinnya naik 71.240 orang menjadi 764.370 orang.
Dia menjelaskan, pada tahun 2015, garis kemiskinan di Sumut secara total sebesar Rp347.953 per kapita per bulan, dimana di kota Rp364.320 dan di desa Rp331.895.
"Penambahan penduduk miskin akibat beberapa faktor khususnya inflasi yang meningkat dan nilai tukar petani yang mengalami penurunan," katanya.
Faktor lainnya adalah naiknya angka pengangguran terbuka dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, dengan bertambahnya penduduk miskin, maka target Pemerintah Provinsi Sumut yang menargetkan penurunan angka kemiskinan tahun 2015 menjadi sebesar 9,80 persen tidak akan tercapai.
"Tetapi pemerintah harus terus berupaya, karena ada momentum dengan langkah menurunkan harga BBM lagi karena harga minyak dunia juga sedang turun atau berada di level 45 dolar AS per barel,"katanya.
Harga BBM seperti premium misalnya bisa diturunkan ke harga Rp6.500 per liter dan Rp7.500 dewasa ini.
Harga BBM yang lebih murah akan memangkas biaya produksi perusahaan sehingga menurunkan kembali harga barang dan otomatis bisa meningkatkan daya beli masyarakat.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Dengan bertambah, maka jumlah penduduk miskin Sumut sudah 10,53 persen dari total penduduk Sumut atau naik dari sebelumnya yang masih 9,85 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis.
Naiknya jumlah penduduk miskin itu terjadi dikota dan desa.
Di kota, penduduk miskin bertambah 31.830 orang menjadi 699.300 orang.
Sedangkan di desa, penduduk miskinnya naik 71.240 orang menjadi 764.370 orang.
Dia menjelaskan, pada tahun 2015, garis kemiskinan di Sumut secara total sebesar Rp347.953 per kapita per bulan, dimana di kota Rp364.320 dan di desa Rp331.895.
"Penambahan penduduk miskin akibat beberapa faktor khususnya inflasi yang meningkat dan nilai tukar petani yang mengalami penurunan," katanya.
Faktor lainnya adalah naiknya angka pengangguran terbuka dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, dengan bertambahnya penduduk miskin, maka target Pemerintah Provinsi Sumut yang menargetkan penurunan angka kemiskinan tahun 2015 menjadi sebesar 9,80 persen tidak akan tercapai.
"Tetapi pemerintah harus terus berupaya, karena ada momentum dengan langkah menurunkan harga BBM lagi karena harga minyak dunia juga sedang turun atau berada di level 45 dolar AS per barel,"katanya.
Harga BBM seperti premium misalnya bisa diturunkan ke harga Rp6.500 per liter dan Rp7.500 dewasa ini.
Harga BBM yang lebih murah akan memangkas biaya produksi perusahaan sehingga menurunkan kembali harga barang dan otomatis bisa meningkatkan daya beli masyarakat.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015