Medan, 5/4 (Antara) - Nilai ekspor non migas Sumatera Utara dua bulan pertama 2015 turun 7,66 persen dari periode sama 2014 atau tinggal 1,183 miliar dolar AS.

"Terjadi penurunan devisa lagi awal tahun ini dari periode sama di 2014 akibat krisis global yang masih dirasakan,"kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Minggu.

Penurunan nilai devisa Sumut merupakan dampak melemahnya harga jual barang dan permintaan ekspor
Hingga Februari 2015, nilai ekspor yang turun antara lain ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 53, 65 persen
atau menjadi 106, 369 juta dolar AS.

"Ada dugaan nilai ekspor masih akan turun terus karena pasar masih lesu,"katanya.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah menyebutkan, melihat tren melemahnya terus harga ekspor karet hingga memasuki bulan kedua 2015 bisa jadi tahun ini devisa Sumut turun lagi dari 2014.

Alasan dia, karet adalah pemberi kontribusi terbesar kedua dalam penerimaan devisa Sumut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, katanya menunjukkan, hingga Februari, nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut turun 40,38 persen.

Dari senilai 313,881 juta dolar AS di Januari-Februari 2014 menjadi 187,129 juta dolar AS.

Harga karet ekspor sendiri masih berada di bawah 2 dolar AS per kg sehingga sangat berpengaruh pada nilai ekspor komoditas itu.***3***
(T.E016/B/M. Yusuf/M. Yusuf)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015