Balige, Sumut, 11/2 (Antara) - Kekeringan melanda sekitar 910 hektar lahan persawahan di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, akibat irigasi "Silambanua" Desa Bonandolok III, tertimbun longsor.
M Hutagaol (67), seorang perwakilan petani, saat menyampaikan keluhannya di hadapan Wakil Ketua DPRD Tobasa Asmadi Lubis di Balige, Rabu mengatakan, sawah yang mengalami kekeringan itu tersebar di 13 Desa di Kecamatan Balige dan tiga desa lainnya di Kecamatan Laguboti,
"Jika seminggu lagi irigasi Silambanua ini dibiarkan tak berfungsi, sawah kami pasti akan hancur," katanya.
Hutagaol menyebutkan, bersama sejumlah rekannya sesama petani lain, mereka sengaja mengadukan permasalahan yang mereka hadapi dengan mendatangi kantor DPRD Tobasa di Komplek Pagarbatu Balige, karena merasa khawatir atas kondisi kekeringan yang melanda sawah yang mereka usahai.
Diakuinya, beberapa waktu lalu setelah kejadian tertimbunnya irigasi "Silambanua", Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat telah turun ke lokasi dengan membawa alat berat serta langsung bergotongroyong bersama warga membersihkan sisa material yang longsor.
Sayangnya, kata dia, upaya perbaikan yang dilakukan tidak terselesaikan hingga tuntas dan sampai sekarang masih dibiarkan seperti tergantung, sehingga irigasi tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya.
"Kami berharap para anggota DPRD Tobasa dapat membantu memperjuangkan agar irigasi ini secepatnya berfungsi," pinta Hutagaol.
Menanggapi keluhan para petani itu, Wakil Ketua DPRD Tobasa Asmadi Lubis didampingi sejumlah anggota lainnya berjanji akan segera turun ke lapangan melihat kondisi secara secara langsung.
Dia juga berjanji, akan secepatnya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk realisasi perbaikan irigasi dimaksud.
Di hadapan sejumlah petani yang hadir, Asmadi meminta penjelasan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) terkait rencana perbaikan yang akan dilakukan instansi tersebut.
Staf Dinas PU Tobasa, Piter Pangaribuan menegaskan, pihaknya akan segera melakukan perbaikan irigasi secepatnya.
Menurutnya, perbaikan akan diusahakan secepatnya, dan berharap para petani tersebut bisa bersabar, karena mereka sudah menargetkan dalam seminggu atau paling lambat sepuluh hari masa kerja.
"Pekerjaan perbaikan akan dilakukan secara permanen dan besok sudah mulai dilaksanakan, karena hari ini material bangunan sudah dipesan," katanya. ***4***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/B/Subagyo/C/Subagyo) 11-02-2015
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
M Hutagaol (67), seorang perwakilan petani, saat menyampaikan keluhannya di hadapan Wakil Ketua DPRD Tobasa Asmadi Lubis di Balige, Rabu mengatakan, sawah yang mengalami kekeringan itu tersebar di 13 Desa di Kecamatan Balige dan tiga desa lainnya di Kecamatan Laguboti,
"Jika seminggu lagi irigasi Silambanua ini dibiarkan tak berfungsi, sawah kami pasti akan hancur," katanya.
Hutagaol menyebutkan, bersama sejumlah rekannya sesama petani lain, mereka sengaja mengadukan permasalahan yang mereka hadapi dengan mendatangi kantor DPRD Tobasa di Komplek Pagarbatu Balige, karena merasa khawatir atas kondisi kekeringan yang melanda sawah yang mereka usahai.
Diakuinya, beberapa waktu lalu setelah kejadian tertimbunnya irigasi "Silambanua", Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat telah turun ke lokasi dengan membawa alat berat serta langsung bergotongroyong bersama warga membersihkan sisa material yang longsor.
Sayangnya, kata dia, upaya perbaikan yang dilakukan tidak terselesaikan hingga tuntas dan sampai sekarang masih dibiarkan seperti tergantung, sehingga irigasi tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya.
"Kami berharap para anggota DPRD Tobasa dapat membantu memperjuangkan agar irigasi ini secepatnya berfungsi," pinta Hutagaol.
Menanggapi keluhan para petani itu, Wakil Ketua DPRD Tobasa Asmadi Lubis didampingi sejumlah anggota lainnya berjanji akan segera turun ke lapangan melihat kondisi secara secara langsung.
Dia juga berjanji, akan secepatnya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk realisasi perbaikan irigasi dimaksud.
Di hadapan sejumlah petani yang hadir, Asmadi meminta penjelasan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) terkait rencana perbaikan yang akan dilakukan instansi tersebut.
Staf Dinas PU Tobasa, Piter Pangaribuan menegaskan, pihaknya akan segera melakukan perbaikan irigasi secepatnya.
Menurutnya, perbaikan akan diusahakan secepatnya, dan berharap para petani tersebut bisa bersabar, karena mereka sudah menargetkan dalam seminggu atau paling lambat sepuluh hari masa kerja.
"Pekerjaan perbaikan akan dilakukan secara permanen dan besok sudah mulai dilaksanakan, karena hari ini material bangunan sudah dipesan," katanya. ***4***
(KR-HIN)
(T.KR-HIN/B/Subagyo/C/Subagyo) 11-02-2015
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015