Medan, 28/1 (Antara) - Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho berharap semua yang terkait mendukung rencana pembangunan Kawasan Industri Terpadu Kuala Tanjung - Sei Mangkei yang diminta Presiden Joko Widodo bisa rampung 2 sampai 3 tahun mendatang.
"Seperti yang dinyatakan Presiden saat di Batubara, Selasa, proyek pembangunan termasuk Kawasan Industri Terpadu Kuala Tanjung-Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei itu harus dikerjakan secara bersama-sama," katanya di Medan, Rabu.
Bahkan Menteri BUMN, Rini M Soemarno juga menegaskan perlu dan harusnya perusahaan BUMN melakukan sinergitas untuk meningkatkan pembangunan di dalam negeri.
"Pernyataan Presiden dan Menteri BUMN saat melakukan 'groundbreaking' sejumlah proyek di Sumut itu membuat Pemprov Sumut yakin proyek kawasan industri terpadu di Kabupaten Batubara dan Simalungun tersebut bisa dirampungkan,"katanya.
Keyakinan semakin kuat, ujar dia, karena proyek KEK Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun sudah diresmikan dan tentunya akan terus dikembangkan.
Sedangkan pembangunan pelabuhan multi purpose Kuala Tanjung, Batubara, sudah dicanangkan untuk dimulai serta pengembangan produksi PT Inalum juga akan dilakukan.
"Adanya industri alumunium yang berada dekat Pelabuhan Kuala Tanjung dan industri berbasis agro yakni sawit di KEK Sei Mangkei dan didukung sarana infrastruktur transportasi yakni Pelabuhan Kuala Tanjung memang sangat menjanjikan bagi perekonomian Sumut," kata Gatot.
Selain perekonomian Sumut akan lebih bergerak cepat, pengangguran bisa ditekan lewat penyerapan tenaga kerja sehingga Sumut akan lebih maju.
Direktur Utama PT Pelindo I (Persero) Bambang Eka Cahyana, sebelumnya mengatakan, pihaknya membutuhkan dana investasi sebesar Rp34 triliun untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung lima tahun ke depan.
Tahap awal, kata dia, memang dilakukan dengan membangun terminal multi purpose dengan kapasitas curah cair sebanyak 3,5 juta ton, curah kering sekitar 1 juta ton dan bisa menampung peti kemas sebesar 400 ribu TEUs (twenty feet equivalent units)
Nantinya, kata dia, akan dilanjutkan dengan pengembangan kawasan industri seluas 1.000 hektare, kawasan industri, transhipment dan pengembangan Kuala Tanjung menjadi kota pelabuhan..
Terkait proyek itu, Pelindo I sudah menjalin kerja sama dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk
Pelindo I menguasai saham kepemilikan sebesar 55 persen, sisanya Waskita Karya dan PP sebagai investor.
Kerja sama antartiga perusahaan BUMN itu akan merealisasikan Kuala Tanjung menjadi "industrial gateway" di Sumut.
Dia menjelaskan, pihaknya juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Inalum yang akan membangun industri hilirisasi dari alumunium dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang membangun industri oleochemical.
PTPN II sendiri adalah Badan Pengelola KEK Sei Mangkei.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Seperti yang dinyatakan Presiden saat di Batubara, Selasa, proyek pembangunan termasuk Kawasan Industri Terpadu Kuala Tanjung-Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei itu harus dikerjakan secara bersama-sama," katanya di Medan, Rabu.
Bahkan Menteri BUMN, Rini M Soemarno juga menegaskan perlu dan harusnya perusahaan BUMN melakukan sinergitas untuk meningkatkan pembangunan di dalam negeri.
"Pernyataan Presiden dan Menteri BUMN saat melakukan 'groundbreaking' sejumlah proyek di Sumut itu membuat Pemprov Sumut yakin proyek kawasan industri terpadu di Kabupaten Batubara dan Simalungun tersebut bisa dirampungkan,"katanya.
Keyakinan semakin kuat, ujar dia, karena proyek KEK Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun sudah diresmikan dan tentunya akan terus dikembangkan.
Sedangkan pembangunan pelabuhan multi purpose Kuala Tanjung, Batubara, sudah dicanangkan untuk dimulai serta pengembangan produksi PT Inalum juga akan dilakukan.
"Adanya industri alumunium yang berada dekat Pelabuhan Kuala Tanjung dan industri berbasis agro yakni sawit di KEK Sei Mangkei dan didukung sarana infrastruktur transportasi yakni Pelabuhan Kuala Tanjung memang sangat menjanjikan bagi perekonomian Sumut," kata Gatot.
Selain perekonomian Sumut akan lebih bergerak cepat, pengangguran bisa ditekan lewat penyerapan tenaga kerja sehingga Sumut akan lebih maju.
Direktur Utama PT Pelindo I (Persero) Bambang Eka Cahyana, sebelumnya mengatakan, pihaknya membutuhkan dana investasi sebesar Rp34 triliun untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung lima tahun ke depan.
Tahap awal, kata dia, memang dilakukan dengan membangun terminal multi purpose dengan kapasitas curah cair sebanyak 3,5 juta ton, curah kering sekitar 1 juta ton dan bisa menampung peti kemas sebesar 400 ribu TEUs (twenty feet equivalent units)
Nantinya, kata dia, akan dilanjutkan dengan pengembangan kawasan industri seluas 1.000 hektare, kawasan industri, transhipment dan pengembangan Kuala Tanjung menjadi kota pelabuhan..
Terkait proyek itu, Pelindo I sudah menjalin kerja sama dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk
Pelindo I menguasai saham kepemilikan sebesar 55 persen, sisanya Waskita Karya dan PP sebagai investor.
Kerja sama antartiga perusahaan BUMN itu akan merealisasikan Kuala Tanjung menjadi "industrial gateway" di Sumut.
Dia menjelaskan, pihaknya juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Inalum yang akan membangun industri hilirisasi dari alumunium dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang membangun industri oleochemical.
PTPN II sendiri adalah Badan Pengelola KEK Sei Mangkei.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015