Medan, 1/9 (Antara) - Inflasi di Sumatera Utara pada Agustus turun menjadi 0,59 persen dibandingkan Juli yang mencapai 0,78 persen.
"Meski di bawah Juli, tetapi inflasi yang masih terjadi perlu diwaspadai karena tiga dari empat kota yang dijadikan IHK (Indeks harga konsumen) masih mengalami inflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin.
Didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean, dia menyebutkan, tiga kota yang mengalami inflasi adalah Pematangsiantar sebesar 0,13 persen, Medan 0,67 persen dan Padangsidempuan 0,66 persen.
Hanya Sibolga yang mengalami deflasi sebensar 0,30 persen.
Masih tingginya inflasi, dipicu kenaikan harga seperti yang terjadi di Kota Medan dampak kenaikan tarif listrik sebesar 4,79 persen, angkutan udara 15,58 persen dan kontrak rumah 0,95 persen.
"Dengan terjadinya lagi inflasi pada Agustus, menyebabkan laju inflasi kumulatif Sumut bertambah besar menjadi 2,73 persen dan year on year (YoY) 4,18 persen," katanya.
Asisten Perekonomian Pemprov Sumut, Sabrina menyebutkan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, terus berupaya mengendalikan harga berbagai barang untuk menekan inflasi termasuk pascaLebaran ini.
"Syukur, inflasi di Agustus sudah lebih rendah dan diharapkan bisa ditekan terus hingga akhir tahun," katanya.
Diakui, sulit menekan harga, apalagi kalau nantinya harga gas elpiji 12 kg naik dan bahan bakar minyak naik pula.
"Tetapi TPID terus melakukan berbagai langkah agar tidak terjadi gejolak harga yang signifikan sehingga mendorong inflasi yang cukup besar," katanya.
Pemerintah berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen atau berada di kisaran 4,5 persen plus minus satu persen.***2*** Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Meski di bawah Juli, tetapi inflasi yang masih terjadi perlu diwaspadai karena tiga dari empat kota yang dijadikan IHK (Indeks harga konsumen) masih mengalami inflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin.
Didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Bismark S Pardamean, dia menyebutkan, tiga kota yang mengalami inflasi adalah Pematangsiantar sebesar 0,13 persen, Medan 0,67 persen dan Padangsidempuan 0,66 persen.
Hanya Sibolga yang mengalami deflasi sebensar 0,30 persen.
Masih tingginya inflasi, dipicu kenaikan harga seperti yang terjadi di Kota Medan dampak kenaikan tarif listrik sebesar 4,79 persen, angkutan udara 15,58 persen dan kontrak rumah 0,95 persen.
"Dengan terjadinya lagi inflasi pada Agustus, menyebabkan laju inflasi kumulatif Sumut bertambah besar menjadi 2,73 persen dan year on year (YoY) 4,18 persen," katanya.
Asisten Perekonomian Pemprov Sumut, Sabrina menyebutkan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, terus berupaya mengendalikan harga berbagai barang untuk menekan inflasi termasuk pascaLebaran ini.
"Syukur, inflasi di Agustus sudah lebih rendah dan diharapkan bisa ditekan terus hingga akhir tahun," katanya.
Diakui, sulit menekan harga, apalagi kalau nantinya harga gas elpiji 12 kg naik dan bahan bakar minyak naik pula.
"Tetapi TPID terus melakukan berbagai langkah agar tidak terjadi gejolak harga yang signifikan sehingga mendorong inflasi yang cukup besar," katanya.
Pemerintah berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen atau berada di kisaran 4,5 persen plus minus satu persen.***2*** Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014