Oleh Evalisa Siregar
Medan, 16/2 (Antara) - Kredit bermasalah (non performing loans) perbankan Sumatera Utara tahun 2013 meningkat dari 2012 atau menjadi 2,12 persen dampak perekonomian yang masih lesu.
"Tahun 2012, NPL perbankan Sumut masih 1,89 persen," kata Deputi Bidang Ekonomi dan Meneter Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah IX Sumut Aceh, Mikael Budisatrio, di Medan, Minggu.
Penurunan kualitas kredit perbankan di tahun 2013 disebabkan kondisi perekonomian global yang belum juga pulih sehingga berdampak pada gangguan kinerja pengusaha.
Meski naik, NPL Sumut tahun 2013 itu masih cukup aman karena masih di bawah 5 persen.
Apalagi, tahun lalu penyaluran kredit juga naik 18,56 persen dari 2012 yang Rp127,05 triliun atau menjadi sebesar Rp156 triliun.
Pertumbuhan kredit terbesar masih dari bank konvensional sebesar 19,17 persen dan syariah 7,63 persen.
"Walau penyaluran kredit tahun lalu naik, tetapi lebih melambat dari 2012 yang bertumbuh 23,49 persen," katanya.
Perlambatan pertumbuhan itu juga merupakan dampak masih belum pulihnya perekonomian.
Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan, M Ishak, menyebutkan, naiknya NPL perbankan bisa dimaklumi karena perekonomian lagi melesu.
Untuk menekan NPL, perbankan diminta lebih berhati-hati menyalurkan kredit.
"Ada prakiraan tahun inipun, NPL masih tinggi karena perekonomian terlihat belum terlalu pulih juga," katanya. (E016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Medan, 16/2 (Antara) - Kredit bermasalah (non performing loans) perbankan Sumatera Utara tahun 2013 meningkat dari 2012 atau menjadi 2,12 persen dampak perekonomian yang masih lesu.
"Tahun 2012, NPL perbankan Sumut masih 1,89 persen," kata Deputi Bidang Ekonomi dan Meneter Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah IX Sumut Aceh, Mikael Budisatrio, di Medan, Minggu.
Penurunan kualitas kredit perbankan di tahun 2013 disebabkan kondisi perekonomian global yang belum juga pulih sehingga berdampak pada gangguan kinerja pengusaha.
Meski naik, NPL Sumut tahun 2013 itu masih cukup aman karena masih di bawah 5 persen.
Apalagi, tahun lalu penyaluran kredit juga naik 18,56 persen dari 2012 yang Rp127,05 triliun atau menjadi sebesar Rp156 triliun.
Pertumbuhan kredit terbesar masih dari bank konvensional sebesar 19,17 persen dan syariah 7,63 persen.
"Walau penyaluran kredit tahun lalu naik, tetapi lebih melambat dari 2012 yang bertumbuh 23,49 persen," katanya.
Perlambatan pertumbuhan itu juga merupakan dampak masih belum pulihnya perekonomian.
Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan, M Ishak, menyebutkan, naiknya NPL perbankan bisa dimaklumi karena perekonomian lagi melesu.
Untuk menekan NPL, perbankan diminta lebih berhati-hati menyalurkan kredit.
"Ada prakiraan tahun inipun, NPL masih tinggi karena perekonomian terlihat belum terlalu pulih juga," katanya. (E016)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014