Medan, 6/12 (Antara) - Bank Indonesia (BI) masih terus memantau perkembangan dampak bencana Gunung Sinabung, Karo terhadap risiko kredit macet di perbankan menyusul masih terjadinya erupsi dan warga tetap di pengungsian.

"BI sudah meminta perbankan untuk memantau dan mengidentifikasi terus dan mencari solusi tepat untuk menekan kerugian perbankan dan nasabah dengan adanya bencana erupsi Sinabung," kata Kepala Divisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IX Mikael Budisatrio di Medan, Jumat.

Menurut dia, tahap awal dampak letusan Gunung Sinabung yang awalnya terjadi 15 September 2013 belum berdampak langsung kepada perkreditan perbankan.Tetapi dewasa ini harus terus dievaluasi dan dipantau terus karena erupsi masih terjadi dan warga tetap berada di pengungsian.

Mikael menyebutkan, Bi sudah menggelar Rapat Koordinasi Penanganan PascaBencana Sinabung di Kantor BI Medan akhir Septmber lalu dan dilanjutkan dengan koordinasi terus ke perbankan.

"BI meminta perbankan melakukan identifikasi permasalahan dan masing-masing menetapkan solusi bagi nasabahnya kalau terjdi kredit macet," katanya.

Perbankan di Kabupaten Karo ada sebanyak lima kantor cabang dan 9 kantor cabang pembantu masing-masing BRI, BNI, Bank Permata, Bank Sumut, Bank Syariah Mandiri, Bank Danamn, BTPN, dan Bank Mega.

Ketua Komisi C DPRD Sumut, Layari Sinukaban meminta perbankan arif dalam menyikapi terjadinya kredit macet karena bencana Sinabung juga tidak diinginkan warga.

"Bank harus arif karena sebenarnya potensi kredit dan DPK masyarakat daerah itu sebagai penghasil hortikultura selama ini juga cukup besar dan mendukung perkembangan perbankan,"katanya. (E016)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013