Medan, 31/5 (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengaku semakin mengintensifkan pengawasan dan melakukan berbagai upaya untuk bisa menahan kenaikan harga berbagai barang yang tren meningkat mendekati Ramadahan.

"Semua instansi dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) di Sumut berupaya melakukan berbagai cara untuk bisa menekan dan menahan lonjakan harga berbagai barang yang tren menguat menjelang Ramadhan," kata Kepala Tim Kerja TPID Sumut, Mikael Budisatrio, di Medan, Jumat.

Selain untuk menghindari masyarakat dari beban ekonomi, langkah itu dilakukan Pemprov Sumut sebagai upaya mempertahankan besaran inflasi tahunan 2013 agar tidak melampaui target yang ditetapkan di kisaran plus minus satu dari 4,5 persen atau di kisaran 3,5 persen - 5,5 persen.

Diakui sulit menekan gejolak harga, apalagi saat semakin mendekati Puasa Ramadhan dan Lebaran karena biasanya permintaan melonjak.

"Namun dengan langkah-langkah yang sudah dan akan dilakukan Pemerintah Provinsi/kabupaten/kota diharapkan inflasi bisa ditekan," katanya.

Salah satu langkah Sumut dewasa ini adalah memfokuskan pengembangan tanaman cabai merah dan bawang merah di Simalungun, Berastagi, Karo dan Samosir.

Sumut juga berupaya meningkatkan kelancaran penyaluran beras untuk warga miskin (raskin) dan menjaga serta meningkatkan kelancaran distribusi berbagai barang.

Pengamatan di pasar Medan, harga beberapa barang kebutuhan seperti cabai merah dan minyak goreng bertahan dan bahkan tren menguat.

Harga cabai merah misalnya paling murah Rp48.000 - Rp50.000 per kg dan minyak goreng curah Rp9.500 per kg.

Kenaikan harga cabai dipicu produksi yang tidak banyak dan sebagian besar dijual ke Aceh, sedangkan naiknya minyak goreng didorong menguatnya harga bahan baku minyak sawit mentah atau CPO. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013