Medan, 17/5 (Antara) - PT Kereta Api Indonesia perlu menyiapkan sistem pengaturan transportasi menuju lokasi Bandara Kualanamu agar tidak menambah dan memperparah kemacetan lalu lintas di Kota Medan dan sekitarnya.

Wakil Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Sumut Sudirman Halawa di Medan, Jumat, mengatakan, pihaknya berkeyakinan operasional kereta api menuju Bandara Kualanamu tersebut akan menambah kemacetan arus lalu lintas.

Belakangan ini saja, arus lalu lintas di Kota Medan sudah sangat macet meski kereta api tidak melintas disebabkan banyaknya jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan lebar jalan.

Karena itu, sulit dibayangkan tingkat kemacetan di Kota Medan dengan beroperasi jalur menuju bandara yang sedang dibangun di Kabupaten Deli Serdang tersebut.

Apalagi jadwal keberangkatan menuju Bandara Kualanamu tersebut diperkirakan cukup banyak disebabkan banyaknya penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api.

"Lalu lintas di Medan yang macet akan semakin macet," kata politisi Partai Golkar itu.

Selain pengaturan transportasi, pihaknya juga mengharapkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memperkuat pengamanan di berbagai perlintasan yang cukup banyak di jalur menuju Bandara Kualanamu tersebut.

Pengamanan itu semakin dibutuhkan karena cukup banyak perlintasan yang tidak dijaga sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan jiwa masyarakat.

"Dengan kondisi sekarang saja sering terjadi kecelakaan, apalagi setelah jalur menuju Bandara Kualanamu dioperasionalkan," kata Sudirman.

Ketika dipertanyakan tentang kesiapan KAI, anggota DPRD Sumut mengungkapkan apresiasinya karena perusahaan tersebut dinilai telah mempersiapkan diri dengan baik menjelang operasional Bandara Kualanamu.

Dari beberapa kali peninjauan selama ini, KAI dinilai telah mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari stasiun keberangkatan, gerbong, hingga jalur menuju bandara pengganti Bandara Polonia itu.

Selain pengaturan agar tidak terlalu memacetkan lalu lintas, KAI juga diharapkan dapat mempertimbangkan harga tiket Rp70 ribu yang dinilai terlalu mahal.

"Itu dinilai terlalu mahal, mungkin masyarakat akan lebih memilih naik taksi. Kalau menggunakan taksi, mungkin hanya sekitar Rp50 ribu," katanya. ***3***
Biqwanto
(T.I023/B/B. Situmorang/B. Situmorang)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013