Medan, 17/4 (Antara) - Sebanyak 12 dari 20 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, rawan bencana banjir sehingga dapat mengancam keselamatan masyarakat di daerah tersebut.
"Untuk itu warga diminta lebih berhati-hati dengan cuaca ekstrem yang setiap saat bisa saja terjadi di Tapteng," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah, Bonaparte Manurung saat dihubungi dari Medan, Rabu.
Dari 12 kecamatan yang sering mengalami banjir, yakni Kecamatan Barus, Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Barus Utara, Kecamatan Manduamas, dan Kecamatan Sorkam.
Kecamatan Kolang, Kecamatan Pandan, Kecamatan Sibabangun, Kecamatan Tukka, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Suka Bangun atau titik rawan mencapai 244 titik.
Kabupaten Tapteng sering terjadi rawan bencana alam tersebut, menurut dia, karena daerah itu berada di pinggiran laut, dekat sungai dan penggunungan.
"Jadi, bila hujan turun lebat bisa saja air sungai meluap, "banjir rob" atau banjir laut pasang dan tanah longsor yang menutupi badan jalan, sehingga mengganggu arus lalu lintas," ucap dia.
Bonaparte mengatakan, Selasa 13 September 2012, empat unit rumah penduduk Lingkungan I, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan hancur dihatam banjir laut pasang.
Banjir tersebut terjadi, akibat meluapnya muara Sungai Lubuk Tukko, dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut.
Selain itu, juga merusakkan puluhan tambak ikan nelayan Tapteng, akibat disapu ombak laut yang cukup besar. Bahkan, jelasnya, 13 kepala keluarga (KK) warga atau 46 jiwa di Kelurahan Lubuk Tukko terpaksa harus diungsikan ke Posko Banjir yang didirikan Pemkab Tapteng.
"Sebelumnya empat kecamatan mengalami bencana alam, yakni Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Pandan dan Kecamatan Lumut," kata Bonaparte.
Kabupaten Tapanuli Tengah secara administratif terdiri dari 20 kecamatan dengan 177 Desa dan 15 Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 kilometer persegi (Km2) atau 219.498 hektare, dengan jumlah penduduk 290.545 jiwa.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Untuk itu warga diminta lebih berhati-hati dengan cuaca ekstrem yang setiap saat bisa saja terjadi di Tapteng," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah, Bonaparte Manurung saat dihubungi dari Medan, Rabu.
Dari 12 kecamatan yang sering mengalami banjir, yakni Kecamatan Barus, Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Barus Utara, Kecamatan Manduamas, dan Kecamatan Sorkam.
Kecamatan Kolang, Kecamatan Pandan, Kecamatan Sibabangun, Kecamatan Tukka, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Sitahuis, Kecamatan Suka Bangun atau titik rawan mencapai 244 titik.
Kabupaten Tapteng sering terjadi rawan bencana alam tersebut, menurut dia, karena daerah itu berada di pinggiran laut, dekat sungai dan penggunungan.
"Jadi, bila hujan turun lebat bisa saja air sungai meluap, "banjir rob" atau banjir laut pasang dan tanah longsor yang menutupi badan jalan, sehingga mengganggu arus lalu lintas," ucap dia.
Bonaparte mengatakan, Selasa 13 September 2012, empat unit rumah penduduk Lingkungan I, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan hancur dihatam banjir laut pasang.
Banjir tersebut terjadi, akibat meluapnya muara Sungai Lubuk Tukko, dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut.
Selain itu, juga merusakkan puluhan tambak ikan nelayan Tapteng, akibat disapu ombak laut yang cukup besar. Bahkan, jelasnya, 13 kepala keluarga (KK) warga atau 46 jiwa di Kelurahan Lubuk Tukko terpaksa harus diungsikan ke Posko Banjir yang didirikan Pemkab Tapteng.
"Sebelumnya empat kecamatan mengalami bencana alam, yakni Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Pandan dan Kecamatan Lumut," kata Bonaparte.
Kabupaten Tapanuli Tengah secara administratif terdiri dari 20 kecamatan dengan 177 Desa dan 15 Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 2.194,98 kilometer persegi (Km2) atau 219.498 hektare, dengan jumlah penduduk 290.545 jiwa.***4***
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013