Refleksi PON 2024
PON Aceh-Sumut 2024 juga meninggalkan sejumlah catatan. PON edisi ini tidak memperoleh anggaran sebesar penyelenggaraan PON Papua 2021 yang mengalokasikan anggaran Rp8 triliun.
Dari berbagai catatan media dan data Kementerian Pemuda dan Olahraga, PON 2024 menyedot dana APBN sebesar Rp 2,2 triliun, sedangkan dana APBD yang terhisap untuk PON itu mencapai Rp1,7 triliun. Jadi, total sekitar Rp3,9 triliun.
Dana tersebut terhitung besar, dengan alokasi kepada dua bidang. Pertama pelaksanaan pertandingan, upacara, dan peralatan penunjang. Kedua, untuk keperluan renovasi dan pembangunan venue.
Selama perhelatan, muncul sejumlah masalah yang terungkap ke publik, antara lain venue menembak di Mata le, Aceh Besar, yang atapnya ambruk, dan venue belum di Arena Pacuan Kuda Takengon, Aceh dan Sport Center Sumut, Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang.
Padahal PB PON 2024 mempunyai waktu cukup panjang karena kedua provinsi ditetapkan sebagai tuan rumah PON itu delapan tahun lalu, pada PON Jawa Barat 2016.
Catatan lain adalah konsumsi atlet.
Melalui media sosial, sejumlah atlet mengeluhkan kualitas konsumsi yang disediakan panitia PON 2024, karena dikhawatirkan berpengaruh buruk pada kesehatan dan performa atlet oleh nilai gizinya yang dipertanyakan.
Dengan semua masalah itu, PON 2024 mesti menjadi renungan untuk menggelar PON yang lebih baik lagi yang bebas dari masalah, yang penting bagi kiprah atlet dan Indonesia dalam ajang-ajang lebih tinggi, dari SEA Games sampai Olimpiade.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prestasi dan refleksi PON 2024