Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan menyebutkan sebanyak 1.613 jiwa di dua kelurahan menjadi korban terdampak banjir kiriman akibat meluap Sungai Deli, di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara.
"Ada 1.613 jiwa dengan 425 kepala keluarga (KK) terdampak banjir kiriman," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan Yunita Sari di Medan, Jumat.
Ke-425 kepala keluarga itu, lanjut dia, mendiami 360 rumah warga di kawasan bantaran Sungai Deli pada dua kelurahan, yakni Sei Mati dan Aur.
Data BPBD Kota Medan mencatat, bahwa total 1.613 jiwa terdampak banjir terdiri atas 1.280 jiwa dengan 280 KK mendiami 250 rumah warga, di Lingkungan VIII, Kelurahan Sei Mati.
Kemudian, ada 198 jiwa dengan 45 KK mendiami 35 rumah warga di Lingkungan IX, Kelurahan Sei Mati. Lalu ada 45 jiwa dengan 30 KK mendiami 25 rumah di Lingkungan III dan 90 jiwa dengan 70 KK mendiami 50 rumah di Lingkungan IV, Kelurahan Aur.
Adapun penyebab banjir karena di daerah hulu atau pegunungan dilanda hujan cukup lebat, sehingga berdampak pada wilayah hilir atau Kota Medan dan sekitarnya.
"Ketinggian air yang menggenangi rumah warga di Kelurahan Sei Mati mencapai 1,7 meter, sedangkan di Kelurahan Aur sekitar 80 centimeter," ucap Yunita.
Warga terdampak pada kedua kelurahan itu, papar dia, hingga kini masih bertahan di rumah masing-masing sembari bersiaga akibat cuaca di wilayah Kota Medan saat ini berawan.
"Kita sudah tempatkan personel dan peralatan evakuasi di lokasi rawan bencana banjir, jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengevakuasi korban," jelasnya.
Yunita juga mengungkapkan, telah memberikan sebanyak 375 nasi tanggap darurat kepada korban terdampak banjir di empat kelurahan, yakni Sei Mati, Aur, Jati, dan Hamdan di Medan Maimun.
"Nasi tanggap ini terdiri atas 125 bungkus dari BPBD Kota Medan, dan 250 bungkus dari Dinas Sosial Kota Medan," beber Yunita.
Putri, korban terdampak banjir di Kelurahan Sei Mati mengatakan, bahwa genangan air yang merendam ratusan pemukiman warga setempat kini mulai berangsur surut.
"Yang tinggi itu sekitar pukul enam pagi tadi, namun sekarang sudah surut. Warga mulai bersih-bersih rumahnya," ujar dia.