Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghilangkan stigma negatif penderita tuberkulosis (TBC), agar kasus penyakit tersebut dapat ditemukan seluruhnya dan dieliminasi dari negeri ini.
"Kita harus bisa membebaskan mereka (penderita TBC) dari self stigma, stigma dari diri mereka sendiri dalam mencapai eliminasi TBC," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Imran Pambudi dalam webinar berjudul "Kebutuhan Kesehatan Mental dan Psikososial pada Orang dengan TBC" yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Selain mempersulit deteksi penderita TBC, Imran mengungkapkan adanya stigma negatif pada penderita TBC juga menyebabkan para penderitanya putus semangat dalam menjalani terapi yang tengah dijalani.
Sehingga, sambungnya, penderita TBC yang enggan meminum obat tersebut menyebabkan penyakit TBC yang dideritanya berkembang menjadi TBC kebal atau Resisten Obat (TB-RO).
Ia mengungkapkan terdapat penelitian yang menunjukkan penderita TBC yang baru berobat setelah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis selama dua bulan, yang salah satu penyebabnya adalah stigma buruk masyarakat soal penderita TB.
Imran menilai hal tersebut tentu berbahaya, sebab selama dua bulan tersebut, seorang penderita TBC sangat berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada orang lain yang berada di sekitarnya.
Stigma negatif penderita TBC, Kemenkes ajak masyarakat hilangkan
Rabu, 5 Juni 2024 19:33 WIB 834