Jakarta (ANTARA) - Terdapat beberapa pilihan aktivitas fisik dan olahraga yang bisa diterapkan pada bayi di bawah usia 1 tahun dan anak-anak usia 1-4 tahun, usia 5-10 tahun, hingga remaja 11-21 tahun.
Bagi bayi di bawah usia 1 tahun, stimulasi merupakan salah satu sarana bermain dan belajar dengan cara bergerak terkait aktivitas fisik. Sedangkan berjalan, berlari, dan memanjat bisa diterapkan pada anak rentang usia 1-4 tahun. Bagi anak usia 5-10 tahun, pilihan yang dapat diterapkan adalah berenang, berlari, dan menangkap bola.
Menurut Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof DR Dr Rini Sekartini, SpA(K), orang tua dapat mulai mengajarkan aktivitas fisik bagi bayi di bawah 1 tahun yang akan membantu perkembangan khususnya perkembangan motor kasar. Hal penting yang harus diperhatikan adalah bayi harus diletakkan di tempat aman dan orang tua memfasilitasi aktivitas fisik, serta tidak menghalangi bayi untuk bergerak.
"Kecuali orang tuanya baper ya, mainnya duduk saja dan tidak pernah bergerak, nah itu tidak meningkatkan aktivitas fisik anak. Kalau dilihat tahapan perkembangan mulai terlentang, tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan, itu semua aktivitas fisik yang perlu distimulasi oleh orang tua sejak bayi baru lahir," papar Rini saat memberikan penjelasan dalam seminar media bertema "Peran Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak secara Optimal serta Manfaat dan Cara Memilihnya" secara virtual, Jumat.
Sedangkan untuk rentang usia 1-4 tahun, anak sudah mulai memiliki perkembangan motor kasar yang baik. Pada periode ini anak diharapkan sudah dapat mandiri berjalan, berlari, dan melompat. Masa tersebut, olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motor kasar dan melatih fungsi motorik, serta perkembangan lain seperti kemampuan koordinasi mata-tangan, keseimbangan, dan ritme gerak fisik.