Tidak hanya pada remaja dan bawaan lahir, skoliosis juga kerap diderita oleh lansia karena proses penuaan yang mengakibatkan tulang rawan menipis, otot tidak seimbang, berat badan yang berlebihan dan posisi tidur yang salah. Pada lansia, skoliosis ditandai dengan postur yang membungkuk atau gerakan yang sudah tidak luwes.
“Apa yang membuat dia menjadi bengkok karena posisi tidur yang tidak ergonomis mungkin meringkuk, kasur terlalu empuk, berat badannya berlebih dan dia tidur ke salah satu sisi setiap hari jadi amblas bantalan sendinya,” kata Andra.
Andra mengatakan jika bengkok pada tulang punggung kurang dari 30 derajat, maka bisa dilakukan penanganan skoliosis di rumah seperti berenang gaya bebas dua kali seminggu selama 30-40 menit. Selain itu juga bisa melakukan peregangan dengan berpegangan pada kosen pintu dan ayunkan tubuh ke depan dan ke belakang.
Aktivitas fisik lainnya seperti posisi plank juga bisa dilakukan selama 30 detik sampai satu menit dengan gerakan yang bisa dicari melalui internet. Gerakan-gerakan itu untuk peregangan pada otot yang tegang karena tulang yang bengkok di satu sisi.
Tindakan operasi bisa dilakukan jika sudut kemiringan sudah di atas 45 derajat dan tulang masih bertumbuh karena dikhawatirkan sudut kemiringan akan bertambah. Selain itu, pada pasien dengan skoliosis saat remaja bisa berisiko bertambah kemiringannya hingga 60 derajat sehingga disarankan melakukan operasi.
“Seiring perkembangan ilmu, banyak yang tidak menunggu di atas 45 derajat, 30 derajat sudah dilakukan tindakan tapi bukan dipasang pen, ada kait lentur supaya sisi yang cembung tidak bertambah,” kata Andra.
Dokter ortopedi sebut banyak remaja tidak sadar mengidap skoliosis
Rabu, 8 November 2023 17:11 WIB 1638