Langkah-langkah tersebut penting diperkenalkan bagi masyarakat karena di India khususnya, 74,2 juta penduduknya mengidap diabetes dan setengah dari mereka berisiko tinggi mengalami neuropati, kata dia.
Dalam agenda yang sama, ahli farmasi dan Asisten Wakil Direktur, Akademik dan Riset dari Lyceum of the Philippines University Davao Dr. Kenny James Merin mengatakan ahli farmasi juga bisa berperan menangani neuropati perifer sesuai dengan kejuruannya.
“Pertama, tanyakan pertanyaan yang tepat pada pasien, lalu lakukan tes sederhana supaya kita tahu apakah pasien itu menderita penyakit neuropati yang melemahkan mereka,” kata Merin.
Ahli farmasi juga dapat memberi suplemen vitamin B kompleks, yang terdiri dari B1, B6, dan B12, serta merujuk pasien supaya dapat diperiksa oleh dokter, ucap Merin. Dia juga menyoroti perlunya mengendalikan berat badan serta tingkat gula, hipertensi, dan trigliserida dalam tubuh untuk mencegah penyakit saraf itu.
“Kemungkinan pengidap diabetes mengalami neuropati perifer kemudian hari akan tinggi jika nilai abnormal pada tubuh kita yang diketahui lewat tes laboratorium tidak kunjung dikendalikan,” ucap Merin.
Sementara itu, endokrinologis dan peneliti diabetes dari Universitas Stellenbosch Afrika Selatan Dr. Ankia Coetzee berkata bahwa praktisi kesehatan hendaknya memahami pasien dengan penuh kesabaran, karena tidak semua dari mereka mengeluhkan sakit pada tubuh meskipun bisa jadi merupakan gejala neuropati.
“Jadi, pahami apa yang pasien tidak keluhkan, apalagi hal-hal yang mereka keluhkan,” ucap Coetzee.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli kesehatan tegaskan pentingnya mencegah neuropati perifer