Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura terus menggalakkan upaya untuk meningkatkan kemampuan petani.
"Segala cara kami lakukan supaya petani sukses melaksanakan pertanamannya," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara Muhammad Juwaini kepada ANTARA di kantornya di Medan, Jumat.
Juwaini melanjutkan, pihaknya memberikan beragam pelatihan kepada para petani di wilayahnya, mulai dari tentang wawasan dasar soal pertanian, teknologi terbaru hingga digitalisasi.
Selain itu, menurut dia, bimbingan kepada petani diperlukan karena petani kerap menghadapi kendala saat bekerja seperti kesulitan mendapatkan bibit, pupuk dan keberadaan hama.
Soal pupuk, Juwaini mengakui petani terkadang sulit mendapatkannya karena harga yang mahal. Padahal, tanpa pupuk, produksi turun.
8"Memang ada pupuk bersubsidi. Namun, itu tidak bisa digunakan untuk seluruh lahan pertanaman di Sumut, kan. Pertanaman itu memang banyak gangguannya," tutur dia.
Juwaini menyebut, untuk memberikan pendampingan kepada petani, pihaknya memiliki hampir 4.000 penyuluh.
Mereka langsung melakukan kontak dengan petani melalui kelompok tani. Di Sumut tercatat ada lebih dari 41 ribu kelompok tani, dengan jumlah anggota 20-an petani per kelompok, baik yang tergolong kelas pemula, lanjut, madya dan utama.
"Penyuluh kami berasal dari dinas kabupaten, kota dan provinsi. Mereka memberikan pengetahuan dan memotivasi petani, seperti untuk meningkatkan indeks pertanaman misalnya untuk padi serta tanaman hortikultura contohnya cabai, bawang dan lain-lain," kata Juwaini.
Adapun Sumut memiliki lahan baku sawah seluas 348.204 hektare yang tersebar di 25 kabupaten dan tujuh kota. Satu-satunya kota di Sumut yang tidak memiliki sawah adalah Sibolga.