Tapsel (ANTARA) - Melalui TMMD ke-117 Kodim 0212/TS yang menghubungkan Desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak seakan-akan kembali membuka jalur perkebunan di masa penjajahan kolonial Belanda.
Camat Angkola Barat M.Tohir Parlindungan Pasaribu, Selasa (1/8) menjelaskan sejarah bahwa jalur ini merupakan jalur perdagangan di masa penjajahan kolonial Belanda.
Ratusan tahun lalu jalur ini memang sudah ada tapi melalui TMMD ke-117 khususnya Kodim 0212/TS kami sangat berterimakasih atas keperdulian, perhatiannya kembali membuka dan meningkatkan jalur untuk masyarakatnya.
Lanjut Tohir Pasaribu, ratusan tahun lalu Desa Sitaratoit sejak zaman Belanda sudah memiliki hasil bumi seperti perkebunan teh, dimana desa ini dulunya adalah perkebunan Belanda dan merupakan pusat pasar dimasa, dan perlu diketaui bahwa terdapat juga peninggalan sisa-sisa sejarah peninggalan berupa kerangka mobil Mr. seneder (pejabat kolonial belanda), hal itu masih tersimpan rapi oleh masyarakat setempat.
Desa Sitaratoit yang berada di atas lereng Bukit Sanggar Udang anak Gunung Lubuk Raya atau 1.862 meter di atas permukaan laut bagaikan di atas menara yang bisa menatap lepas, view yang indah menawan dan rupa indahnya Kota Padangsidimpuan dari ketinggian. Panorama ini bisa dilihat dari jalan bukaan TMMD ke-117, Kodim 0212/TS di Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Sementara itu Bupati Tapanuli Selatan H Dolly Putra Parlindungan Pasaribu menerangkan bahwa TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 telah menorehkan sejarah dengan membuka jalan baru sepanjang 8,2 kilometer dari Desa Sitaratoit menuju Kelurahan Sitinjak, Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan dan kembali menghidupkan jalur niaga dimasa zaman belanda.
"Bukti peninggalan Belanda masih banyak ditemukan warga semisal barang-barang antik berupa piring, cangkir dan peralatan dapur lainnya. Maka dengan dibukanya akses jalan bisa membuka tabir sejarah yang belum terungkap di puncak lereng gunung Sanggar Udang dan Lubuk Raya tersebut," kata Doly.
Lanjut Dolly Pasaribu, kegiatan yang berlangsung selama 30 hari ini, menjadi cerita menarik dan akan dikenang sepanjang massa. Cerita ini merupakan sejarah nantinya oleh saya sendiri selaku kepala daerah dan khususnya Dandim 0212/TS, Letkol Inf Amrizal Nasution sebagai Dansatgas TMMD ke-117.
Perlu diketahui secara masyarakat luas, bahwa tentara Belanda dan pengikutnya pernah menetap di daerah ini dengan menjadikan kawasan lereng gunung Sanggar Udang perkebunan teh mengandalkan tenaga kerja pribumi. Artinya lereng gunung Sanggar Udang ini memiliki sejarah sebagai perkampungan tua.
"Terima kasih TNI atas kegiatan fisik pembangunan jalan Desa Sitaratoit yang aksesnya bisa kami rasakan juga sebagai jalan lingkar luar buat kelurahan Sitinjak," ujar Bupati Tapsel.
Tidak lupa Dansatgas TMMD ke-117 yang juga Komandan Kodim 0212/TS Letkol Inf Amrizal Nasution, mengucapkan terimakasih kepada pemerintah daerah khususnya Kabupaten Tapanuli Selatan memberikan ruang dan lokasi untuk dijadikan program TMMD yang mana sudah ratusan tahun lamanya program tersebut.
Memang benar jalur TMMD ini merupakan jalur dimasa zaman kolonial belanda, dimana jalur ini merupakan jalur niaga dimasa masih zaman ke Residents Tapanuli, ratusan tahun lalu ini jalur sudah ada tapi masih belum terlalu diperhatikan dalam hal peningkatan infrastruktur, dengan komunikasi yang intens bersama Bupati Tapanuli Selatan bapak Haji Dolly Putra Parlindungan Pasaribu kami diberikan ruang untuk menjalankan program TMMD ke-117 dari titik nol Desa Sitaratoit dimana masa belanda sebagai perkebunan teh yang dikuasai belanda hingga menuju Kelurahan Sitinjak, Kecamatan Angkola Barat, ucap Letkol Inf Amrizal Nasution.
Lanjut Amrizal Nasution, melalui program TMMD ke-117 ini berharap produksi hasil bumi dan kebun yang selama ini mengalami kesulitan pada pengangkutan akan semakin baik dari nilai produksi, dengan adanya jalan ini semakin mudah. karena kendaraan roda dua dan roda empat sudah dapat dilalui dari jalan bukaan tersebut.
Sebelumnya untuk diketahui publik, bahwa warga harus melintasi lereng di pinggiran jurang dan tebing-tebing menapaki bukit Sanggar Udang memaksa kaki tertatih memanggul hasil panen kebun untuk dibawa ke rumah. Dan jelas harganya tentu tidak sebanding dengan lelah yang dirasakan, melalui program TMMD ini TNI hadir untuk menyelesaikan kesulitan rakyatnya, dan jelas TNI hadir untuk rakyat, tegas Amrizal Nasution.
TMMD ke 117 Sitaratoit-Sitinjak kembali buka jalur perkebunan Belanda
Selasa, 1 Agustus 2023 10:48 WIB 72203