Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyatakan ekonomi dan keuangan digital menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
“Percepatan ekonomi dan keuangan digital yang inklusif akan menghasilkan peluang dan partisipasi ekonomi yang dapat diakses secara setara. Jika dikelola dengan baik, kami percaya bahwa inovasi digital dapat menjadi sumber kemakmuran baru.” kata dia dalam acara Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) Symposium yang dipantau secara virtual, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, potensi Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari digitalisasi sangat besar mengingat hampir 70 persen penduduk tanah air berusia antara 15-64 tahun atau memiliki jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia.
Potensi dari digitalisasi memungkinkan diraih melalui infrastruktur pendukung digitalisasi seperti listrik, kota, internet berkecepatan tinggi, dan smarphone secara lebih merata, dapat diakses, dan terjangkau.
Dalam lima tahun terakhir terutama saat pandemi COVID-19, prevalensi digitalisasi semakin menguat. Jumlah pelanggan digital baru meningkat sebesar 21 juta, penetrasi penggunaan internet meningkat hingga 74 persen, dan 98 persen merchant di Indonesia telah mengadopsi metode pembayaran digital, bahkan 59 persen di antaranya menggunakan pembiayaan digital.
“Pada tahun 2022, gross merchandise value ekonomi digital Indonesia meningkat sebesar 22 persen. Di Indonesia, fintech (financial technology) dan e-commerce tumbuh subur dan memberikan solusi inovatif yang berfokus pada konsumen,” ungkap Filianingsih.