Menurut dia, skrining sebaiknya dilakukan kepada orang dengan risiko tinggi yakni laki-laki, berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat merokok, memiliki keluarga dengan riwayat kanker, dan memiliki riwayat bekerja di lingkungan yang berisiko memicu kanker seperti pekerja tambang atau pekerja konstruksi.
"Mereka diharapkan melakukan skrining yaitu foto toraks secara rutin dan low dose CT scan tanpa kontras," ujar Sita.
Sedangkan deteksi dini, kata Sita, dianjurkan kepada orang-orang yang telah menunjukkan gejala kanker paru.
"Batuk lebih dari dua minggu tidak sembuh dengan pengobatan biasa, segera periksakan ke dokter," tutur Sita.
Adapun skrining dan deteksi dini kanker paru, dikatakan Sinta, bertujuan agar penyakit kanker paru ditemukan lebih awal sehingga dapat diobati secara lebih maksimal.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasien kanker paru di Indonesia jauh lebih muda daripada luar negeri
Pasien kanker paru di Indonesia jauh lebih muda daripada luar negeri
Rabu, 31 Mei 2023 17:15 WIB 1170