"Pembelajaran difokuskan untuk keterampilan dan modal hidup (life skill) peserta dalam kehidupan sehari hari demi kemandirian peserta," jelasnya.
Menurut Ericson, Pioner yang telah mengantongi akreditasi B dari BAN PAUD PNF Kemendikbud pada 2018 menjadi satu-satunya PKBM yang telah memperoleh akreditasi B di antara enam PKBM yang beroperasi di wilayah Taput.
"Harapan kita, PKBM manjadi salah satu pilihan dalam pemenuhan hak belajar warga negara, khususnya masyarakat Tapanuli," sebutnya.
Hal itu diungkapkan Ericson, meski dirinya merasa sedikit miris mengingat persentase peserta didik di lembaga yang dipimpinnya hanya maksimal 5 persen usia sekolah, dan selebihnya adalah usia kerja.
"Saat ini atensi dari peserta didik masih minim, barangkali karena pendidikan dinilai tidak lagi menjadi prioritas, padahal kita harus sepakat, pendidikan haruslah tetap diutamakan," imbuhnya.
Sementara Kabid PNF Disdikbud Taput melalui Kaseksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana, Sabar Simamora dalam arahannya di tengah kegiatan pembelajaran di PKBM Pioneer mengatakan, setiap peserta didik tidak boleh merasa minder saat mengikuti pendidikan di sekolah non formal.
"Pendidikan adalah sisi penting sebagai modal hidup. Saat mengikuti pembelajaran paket A, B, dan C, jangan pernah merasa rendah diri, sebab legalitasnya jelas. Saat saudara mengikuti paket B di sini, tidak lantas ke depannya harus paket C. Silahkan untuk melanjut ke sekolah formal, bahkan untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan, itu sah," tukasnya.
PKBM Pioneer dan pemenuhan hak belajar masyarakat Tapanuli Utara
Sabtu, 20 Mei 2023 21:45 WIB 3773