Medan (ANTARA) - Plesiran ke luar negeri menjadi salah satu kegiatan wisatawan domestik yang terus meningkat. Banyaknya tiket-tiket murah dan promo, tidak heran kalau sekarang banyak orang pergi ke luar negeri hanya sekedar untuk shopping hingga liburan.
Salah satu negara yang banyak dituju untuk liburan yaitu Korea Selatan yang telah menjelma menjadi sebuah destinasi liburan favorit bagi wisatawan dunia, termasuk wisatawan Indonesia.
Sejak kehadiran K-Pop dan drama Korea yang semakin populer pada 2010 silam, banyak orang-orang yang penasaran ingin datang langsung ke Korea Selatan. Tujuan mereka cukup beragam, mulai dari benar-benar berlibur dan berkunjung ke destinasi wisata, hingga sekadar pergi ke tempat populer yang menjadi lokasi syuting drama atau sering didatangi selebriti Korea. Selain itu wisata kuliner modern, sejarah, hingga wellness pun turut menjadi daya tarik tersendiri.
Dengan menjamurnya wisatawan ke luar negeri, peluang bisnis bagi tour dan travel masih sangat terbuka lebar. Potensi bisnis ini juga masih sangat menjanjikan. Meski saat ini persaingan semakin sengit, namun tetap saja potensi pasar yang sangat besar membuat peluang usaha travel layak dilirik.
Para pelaku bisnis ini harus menyiapkan modal ratusan juta rupiah untuk bisa memulai-nya. Tiket pesawat juga harus diprint dan pelanggan harus datang ke kantor travel agent untuk mendapatkan tiket-nya. Nah, berkat perkembangan dan pemanfaatan teknologi, kini siapa saja bisa dengan mudah untuk mengambil peluang bisnis ini.
Salah satunya seorang perempuan womanpreneur Nathania Astria yang melihat peluang bisnis menjanjikan dengan semakin meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap budaya K-Pop dan drama Korea, semakin meningkat pula keinginan orang-orang untuk berkunjung ke Korea Selatan. Hal inilah yang dijadikannya peluang dengan mendirikan ‘Backpacker Korea’ sebagai jasa land tour dan private tour dengan konsep backpacker sejak tahun 2013.
Lebih dekat, Backpacker Korea didirikan bermula dari hobby travelling Nathania Astria yang sering menyusun itinerary anti-mainstream pribadi yang dipakai untuk jalan-jalan sendiri, lalu mulai mengajak teman-teman untuk ikutan trip anti-mainstream yang disusun oleh Nia (panggilan dari Nathania). Di luar dugaan, respons permintaan trip anti-mainstream cukup bagus sehingga muncullah ide-ide untuk merambah menjadi peluang bisnis trip anti-mainstream dan mulai mendirikan Backpacker Korea.
Backpacker Korea yang memiliki visi dalam ‘Membantu para traveller merasakan pengalaman yang Next Level’, karena berbeda dengan trip pada umumnya. Trip yang disusun menyasar destinasi yang bukan sejuta umat, kulinernya pun benar-benar kuliner hidden gems khas Korea yang tidak banyak turis tahu. Setelah 6 tahun Backpacker Korea semakin membesar dan semakin banyak customer loyal, pada tahun 2020 bisnis mengalami tantangan yang cukup besar akibat pandemi.
Pandemi Covid-19 telah berdampak ke semua sektor, termasuk pariwisata. Bisnis tour dan travel di tengah masa pandemi COVID-19 tentu bukan hal yang mudah, ada begitu banyak tantangan menghampiri. Masa pandemi semua penerbangan di batasi hingga di hentikan sementara. Ditambah negara Korea tutup border dan semua perjalanan ke korea harus terhenti selama 2 tahun 3 bulan. Begitu pun juga dengan Backpacker Korea yang sempat menutup kantor untuk mengurangi biaya operasional dan kebijakan manajemen kas pun harus dirombak untuk mempertahankan bisnis agar tetap berdiri.
Dalam membangun bisnis pastinya harus memahami bidang usaha yang dijalankan dan harus bertahan di segala kondisi. Nathania Astria selaku founder Backpacker Korea mengatakan, “Pandemi Covid 19 membuat bisnis di bidang pariwisata menurun, tapi Nia tidak pantang menyerah dan tidak mau menyerah dengan keadaan. Agar tetap bertahan, Nia mengubah strategi bisnis selama masa pandemi. Nia mengubah cara pemasaran dan mencari peluang bisnis lain selama pandemi dengan berbekal pengalaman mengkurasi kuliner hidden gems Korea, dengan menjual makanan & masakan Korea demi membayar gaji pegawai dan biaya operasional lainnya selama masa pandemi. Tidak terduga 2 tahun lebih masa sulit, perlahan mulai berlalu, pertengahan tahun 2022 muncul kabar baik Korea sudah mulai kembali membuka border. Permintaan trip Korea kembali membludak, banyak customer lama dan baru mempercayakan perjalanan travel Korea kepada Backpacker Korea, baik group lrivate maupun group series (open trip).”
Ditambahkannya, “Kepercayaan customer adalah hal penting baginya. Dalam menjalani bisnis ini, sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak mengecewakan customer dan selalu maksimal dalam melayani customer. Baginya, para customer memiliki pengaruh dari mulut ke mulut, karena tak jarang Nia justru mendapatkan customer baru berdasarkan dari rekomendasi customer-customer sebelumnya. Buat Nia, customer itu adalah marketing saya, jadi penting sekali untuk menjaga kepercayaan mereka."
Selain itu, Backpacker Korea memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh tour travel lainnya, yang biasanya 1 grup tour berjumlah 35 - 40 orang, tetapi di Backpacker Korea 1 group maksimal hanya berjumlah 15 orang, sehingga customer bisa lebih nyaman dan lebih private dalam melakukan perjalanan liburannya.
Sebagai informasi, Backpacker Korea saat ini memiliki promo gratis untuk mengajak anak-anak berkunjung ke Korea. Selain itu bagi followers baru instagram @backpackerkorea akan mendapatkan voucher senilai Rp500.000 yang dapat digunakan untuk join trip Backpacker Korea.
Ayo Kunjungi dan berwisata ke Korea Selatan bersama Backpacker Korea!
Kisah sukses womanpreneur Nathania Astria, bisnis travel yang bertahan di era pandemi
Selasa, 11 April 2023 15:51 WIB 1194