Medan (ANTARA) - Mantan pesenam yang kini menjadi lifter putri andalan Sumatera Utara Angel sukses merebut medali emas bagi kontingen Medan pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Utara yang berlangsung di UPT Asrama Haji Medan, Rabu
Turun di kelas 47 Kilogram putri, Angel sukses mengumpulkan angkatan terbaik 407,5 kilogram. Torehan ini sekaligus mengulangi kesuksesan Angel yang pada Porporv 2019 juga menyabet medali emas.
Sementara medali perak direbut lifter Binjai Alya Matondang dengan angkatan terbaik 245 kg, serta perunggu menjadi milik Siti Aisyah asal Serdang Bedagai dengan total angkatan 230 kg.
Bagi Angel, angkat berat bukanlah cabang olahraga pertama yang ia geluti. Sejak kecil, atlet kelahiran Medan, 9 September 2002 ini lebih dulu terjun ke cabang olahraga senam artistik.
Setelah meninggalkan profesi sebagai pesenam sejak 2017, Angel memberanikan diri beralih sebagai atlet angkat berat. Meski tantangan di angkat berat lebih ekstrem, justru hal itu yang memacunya untuk lebih berprestasi.
“Karena lebih ekstrem dan enak. Karena ada yang ajak, nyaman, udah enak ya udah gak apa- apa. Tantangannya sama-sama olahraga terukur dan melawan diri sendiri aja,” ujar mahasiswa Universitas Negeri Medan ini.
Tak mudah bagi Angel untuk bisa beradaptasi dengan cepat di cabang angkat berat. Selain program latihan yang berubah total dari senam ke angkat berat, memulai dari nol tentu butuh latihan ekstra dan kerja keras.
“Dulu takut berotot, karena dulu badan kurus. Lama-lama ya biasa aja, jadi pede. Memang banyak teman – teman dari luar Sumut nanya kenapa beralih ke angkat berat. Tapi, karena enak di angkat berat ya jalani,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Menjelang PON 2024, atlet yang kini masuk dalam tim pelatda jangka panjang KONI Sumut ini masih mengejar angkatan terbaik menyisakan dua tahun lagi. Salah satunya memperbaiki mentalitas bertanding dan jam terbang ke event nasional.
“Target inginnya emas di PON, tapi mentalnya harus lebih dimatangkan,” ujarnya.
Sementara medali emas di kelas 74 kg putra berhasil disabet atlet Tapanuli Selatan Saidina Sholih dengan total angkatan beban seberat 675 kg. Pada angkatan Squat, Sholih berhasil mencatatkan angkatan terbaik 265 kg, kemudian 150 kg di angkatan Bench Press, dan 260 kg di angkatan Deadlift.
Sedangkan medali perak direbut lifter Deli Serdang Yufentinus dengan angkatan terbaik 550 kg, dan perunggu menjadi milik Moses Sitanggang asal Kabupaten Labuhan Batu dengan angkatan 490 kg.
Keberhasilan Sholih di ajang Porprov tahun ini sekaligus membayar lunas kegagalan dirinya pada Kejurnas angkat berat di Lampung. Ia pun bertekad bisa memperbaiki angkatan terbaiknya mulai dari latihan lebih maksimal dan keras.
“Kemarin Kejurnas di Lampung belum beruntung. Kendalanya tidak ada, mungkin butuh jam terbang lebih banyak tampil di event nasional. Target pasti ingin yang terbaik di PON 2024,” ungkapnya.