Masyarakat lingkar tambang PT DPM bubarkan aksi YDPK

Medan (ANTARA) - Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) dinilai kembali mengganggu ketentraman masyarakat Dairi khususnya yang berada di lingkar tambang PT DPM. YDPK melakukan aksi demonstrasi di Kelurahan Parongil dengan jumlah massa belasan orang.

Namun karena mayoritas peserta aksi bukanlah masyarakat lingkar tambang, maka aksi tersebut tidak berjalan dengan mulus. Aksi tersebut kemudian dibubarkan oleh ratusan masyarakat setempat.

Masyarakat lingkar tambang yang jengkel dengan aksi yang dilakukan oleh YDPK langsung menggeruduk dan membubarkan aksi tersebut.

"Perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar massa aksi ini (YDPK) bukanlah orang lingkar tambang. Mereka datang dari luar, seenaknya saja mengatasnamakan warga lingkar tambang. Sehingga wajar masyarakat geram dan membubarkan aksi YDPK," ujar salah seorang qarga, Franky Sitorus, Rabu.

Pengusiran oleh masyarakat lingkar tambang ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya pada 29 November 2021 dan 13 Desember 2021 masyarakat lingkar tambang juga telah melakukan aksi penolakan terhadap segala aktivitas YDPK di Kabupaten Dairi. Pasalnya dalam setiap aksinya YDPK tidak pernah melibatkan masyarakat sebagai pihak yang memahami dan menerima manfaat kehadiran DPM.

Provokasi yang dilakukan YDPK saat ini sudah tidak lagi diindahkan, masyarakat telah sadar dan memahami bahwa YDPK selama ini hanya memprovokasi dan bertujuan untuk mengganggu ketentraman masyarakat Dairi. “Tidak pernah ada solusi dan bantuan yang diberikan YDPK kepada masyarakat,,” ujar Franky.

Masyarakat lingkar tambang DPM saat ini mengalami kondisi yang sulit, dimana mata pencaharian sangat terbatas di tengah kondisi harga bahan pangan yang terus meningkat. Kondisi ini yang melatarbelakangi kemarahan masyarakat dan harusnya dipahami oleh YDPK. 

"Saya menjamin bahwa jika YDPK terus melakukan provokasi dan mengganggu ketentraman Kabupaten Dairi maka masyarakat akan melakukan pergerakan yang lebih massif untuk menolak segala bentuk aktivitas YDPK dan mengusir mereka dari Dairi," jelas Saddam Boang Manalu, warga lainnya.