Padang Sidempuan (ANTARA) - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Marwan Dasopang melakukan silaturahim dengan pimpinan Pesantren Al Yusufiyah Tapanuli Bagian Selatan yang berada di Jalan Mandailing Km 12, Huta Holbung, Batang Angkola, Minggu (14/3).
Kunjungan Marwan Dasopang ke bumi Dalihan Natolu Tapanuli Bagian Selatan ini termasuk ke Pondok Pesantren Al Yusufiyah merupakan rangkaian kegiatan reses anggota DPR RI ke daerah pemilihan masing-masing.
Dalam kesempatan bincang tersebut juga hadir secara virtual Wakil ketua MPR RI, Dr. H.Abdul Muhaimin Iskandar yang juga ketua DPP PKB bertegur sapa dengan Tuan Naborkat Pimpinan Pondok Pesantren Al Yusufiyah.
Ustaz Ridwan Amiril Sholeh atau kerap dipanggil dengan julukan Tuan Naborkat pada kesempatannya mendoakan agar Wakil Ketua MPR yang juga Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) dapat terpilih menjadi Presiden RI pada Pemilihan Presiden tahun 2024.
Kepada wartawan, Marwan Dasopang menyinggung peranan pesantren dan para ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kata Marwan, DPR RI telah mengesahkan Undang-Undang No.18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Untuk itu, pihaknya ingin memastikan bahwa peran pesantren, syekh, tuan guru, dan kiyai diberi penghargaan yang lebih. Sebab, peran mereka sangat penting dalam mencerdaskan anak bangsa.
“Karena itulah, sambil melakukan tugas reses, apa yang saya temukan di lapangan akan saya sampaikan di DPR. Yang harus kita lakukan adalah mengawal Indonesia dengan pondasi keagamaan dan moral yang kuat. Ini sangat penting. Apabila moral kita tidak baik, kita akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari,” ucap Dasopang.
Apalagi, menurut politisi PKB ini, tantangan bangsa Indonesia saat ini semakin berat. Selain pandangan politik, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat memadukan unsur suara dan gambar (audio visual) dalam suatu wadah membuat masyarakat makin mudah memproduksi informasi hoaks (kabar bohong).
Masyarakat harus mendukung para ulama, kiyai, dan tuan guru mengambil peranan di pemerintahan agar keputusan politik di pemerintahan sesuai dengan yang terjadi di lapangan.
“Saya berharap Presiden nanti dari kalangan ulama. Karena dari dulu ulama telah meyakini bahwa apa yang terkandung dalam air dan udara itu sudah bisa menyejahterakan Indonesia. Tapi, apabila moralnya kurang baik, nanti rakyat yang akan terlupakan,” tegasnya.
Ia juga berjanji akan menyampaikan dalam rapat DPR agar para ulama dan tuan guru lebih diperhatikan. Sebab, tugas sebagai pengabdi yang diberi kepercayaan sudah diambil-alih oleh ulama.