Yerusalem (ANTARA) - Studi awal di Israel menunjukkan bahwa suntikan dosis ke-4 vaksin COVID-19 meningkatkan kadar antibodi yang lebih tinggi dari dosis ke-3, namun tidak cukup manjur untuk mencegah infeksi Omicron.
Pusat Medis Sheba Israel telah menyuntikkan dosis penguat (booster) ke-2 pada uji coba di kalangan staf mereka dan meneliti efek booster Pfizer pada 154 orang setelah dua pekan. Booster Moderna juga diteliti pada 120 orang setelah sepekan, kata direktur Unit Penyakit Menular Gili Regev-Yochay.
Kelompok eksperimen itu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan dosis ke-4. Partisipan kelompok Moderna adalah penerima dosis ke-3 vaksin Pfizer, kata pihak rumah sakit.
Baca juga: Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Sumut capai 35,6 persen
Dosis ke-4 meningkatkan kadar antibodi "bahkan sedikit lebih tinggi dibanding dengan apa yang kami peroleh dari dosis ketiga," kata Regev-Yochay.
"Tetapi, ini mungkin belum cukup (melawan) Omicron," katanya kepada awak media. "Kini kami tahu bahwa kadar antibodi diperlukan untuk melindungi, dan mencegah infeksi Omicron mungkin terlalu tinggi bagi vaksin, sekalipun itu vaksin yang bagus."
Sejumlah temuan yang diungkapkan oleh rumah sakit merupakan temuan pertama di dunia dan masih awal serta belum diterbitkan.
Israel menjadi yang tercepat dalam meluncurkan vaksinasi COVID-19 pertama tahun lalu dan pada Desember otoritasnya mulai memberikan dosis ke-4 alias penguat ke-2 bagi kelompok-kelompok paling rentan dan berisiko tinggi.
Sumber: Reuters
Studi Israel sebut dosis ke-4 vaksin COVID kurang ampuh lawan Omicron
Selasa, 18 Januari 2022 9:42 WIB 795