Tapanuli Selatan (ANTARA) - Nawal Lubis Edy Rahmayadi mengungkapkan keprihatinannya atas rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia khususnya di Sumatera Utara (Sumut).
Dari 79 negara, Indonesia peringkat 74 rendah minat bacanya. Sumut peringkat 18 dari 34 provinsi, menurut survei lembaga Program for International Studen Assesment (PISA) terbit Maret 2019, katanya.
"Menyongsong era industri 5.0 dan bonus demografi, Indonesia butuh manusia unggul. Ini tugas kita semua bagaimana minat baca bisa tumbuh," kata Nawal, Ketua GPMB (Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca) Sumut.
Dia ungkapkan saat melantik pengurus GPMB Tapanuli Selatan (Tapsel) sekaligus membuka rapat koordinasi perpustakaan di Aula Sarasi Lantai 3 Kantor Bupati Tapsel, di Sipirok, Kamis (18/11).
Baca juga: Dukung PPKM jelang Nataru, seluruh Posko COVID-19 Tapsel akan diaktifkan
Selain mengucapkan selamat, Nawal, kepada pengurus PD GPMB Tapsel 2021 - 2025 baru dilantik untuk berusaha kuat peningkatan minat baca masyarakat khususnya di wilayah setempat demi terciptanya masyarakat cerdas, berbudaya, berdayasaing dan bermartabat.
Menurut Nawal, dengan membaca berbagai inovasi, kreasi serta wacana terbuka luas yang akan dapat berdampak positif terhadap wawasan, pola pikir, sosial kemasyarakatan, kecerdasan, religius, mandiri dan lainnya hingga kesejahteraan.
Ketua PD GPMB Tapsel yang baru dilantik Ny Rosalina Dolly Pasaribu selain mengapresiasi apa yang disampaikan Ketua GPMB Sumut Nawal, pihaknya akan berusaha keras untuk meningkatakanminat baca masyarakat di Tapsel.
"Meski bukan tanggungjawab pemerintah saja namun GPMB akan berupaya sekuat tenaga mengandeng pemangku kepentingan, baik swasta dan masyarakat agar minat baca masyarakat Tapsel khususnya generasi muda anak bangsa bisa meningkat," katanya.
Rosalina sangat mendukung peningkatan indeks literasi minat baca dengan akan membenahi berbagai sarana dan prasarana serta menggandeng elemen masyarakat, karena sejalan mewujudkan masyarakat Tapsel sehat, cerdas dan sejahtera.
Pengurus daerah GPMB Tapsel yang dilantik dan dihadiri sejumlah pejabat, pegiat literasi, kepala desa itu yaitu Rosalina Dolly Pasaribu (Ketua), Fauzani Harahap (Sekretaris) dan Tetty Nuryani (Bendahara).