Medan (ANTARA) - Setiap orang dapat memberikan kontribusinya. Siapa pun itu dan dalam bidang apapun. Salah satunya dalam bidang pertanian, yang tidak terlalu tersorot namun memiliki kedudukan yang penting.
Muhammad Dava Warsyahdhana, pemuda dengan segudang prestasi dan kontribusi. Ia pendiri Kita Pertanian dan Filosofi Padi sebuah platform yang membantu untuk mensejahterakan dunia pertanian serta penemu minuman probiotik yang telah diakui dunia internasional.
Pemuda kelahiran Tanjung Morawa, 19 Desember 1999 ini akrab disapa Dava. Saat ini sedang menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Berawal dari keresahan terhadap dunia pertanian yang kerap kali tidak mendapat perhatian lebih menjadi alasan Dava menekuni jurusan pertanian. Baginya, Indonesia tidak kalah penting posisinya di mata dunia dalam dunia pertanian.
Saat ini pencapaian terbaik yang layak dibanggakan dari sosok Dava yaitu Gajura SPD. Sebuah inovasi yang sangat bernilai dan bermanfaat. Gajura SPD ini merupakan sebuah minuman probiotik hasil fermentasi susu kerbau ditambahkan daun stevia yang menjadi khas penemuan ini.
Gajura SPD ini berhasil mendapat 3 penghargaan sekaligus di World Invention and Inovation Contest (WIC) Seoul, Korea Selatan. Gajura SPD layak diminum bagi penderita diabetes sebab menggunakan daun stevia sebagai pemanis sehingga menjadi nilai lebih penemuan ini bila dibandingkan dengan minuman probiotik lainnya.
Terdapat hal yang unik dan menarik dari sebuah nama Gajura SPD. Gajura SPD ini diambil dari nama daerah Dava yaitu Galang Tanjung Morawa Serum Probiotik Drink. Penemuan ini berawal dari keresahan Dava terhadap sumber daya alam yang melimpah namun dihargai sangat murah di daerah dimana ia tinggal.
Melalui penemuannya, Dava berhasil mewujudkan mimpinya dan memberikan kontribusi serta manfaat untuk daerahnya. Dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerahnya akan sangat membantu untuk mendorong kemajuan daerahnya.
“Mulai dari hal terkecil dan terdekat, yaitu rumah kita. Maka Insyaallah Allah akan meluruskan jalan kita,” ungkap Dava.
Muhammad Dava Warsyahdana memenangi kontes inovasi internasional yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan. Dengan menyabet tiga gelar untuk inovasi minuman prebiotik, berupa susu kerbau yang difermentasi dalam wadah bambu.
Dalam meraih prestasi yang luar biasa tersebut Dava ditemani oleh dua orang temannya yaitu Muheri Indra Aja Nasution, dan Herman Syah.
Mereka bagian dari 187 tim yang berasal dari 12 negara yang ikut serta dalam ajang World Invention Innovation Contest yang digelar Asia Invention Creativity Association (AICA) pertengahan Juni 2019 lalu.
Dari 12 kategori yang tersedia, tim yang dibimbing dosen Dr Nurzainah Ginting ini, berlomba di kategori food and health.
Mereka mempresentasikan minuman prebiotik yang disebut Gajura S.Pd. Gajura itu sendiri singkatan dari Galang, Tanjung Morawa; yakni nama dua kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang menjadi sumber utama bahan susu dan tanaman untuk kepentingan produksi minuman tersebut.
"Saat presentasi di Korea, kami membawa semua peralatan yang diperlukan dari Medan. Termasuk bambu dan daun pisang," kata Dava
Temuan minuman prebiotik ini sendiri bermula ide tentang pemanfaatan fermentasi susu kerbau. Selama ini fermentasi yang dilakukan hanya untuk menghasilkan dadih, hasil pembekuan susu. Ternyata setelah diteliti lanjut, cairan dari proses fermentasi itu bisa menjadi minuman kesehatan.
Apalagi bambu memiliki banyak mikroba yang baik, sehingga hasil olahan dari fermentasi itu mengandung banyak bakteri baik. Termasuk Lactobacillus plantarum, yakni bakteri laktat yang hidup normal dalam saluran pencernaan manusia dan dapat mencegah kanker.
Dalam prosesnya, susu itu terlebih dahulu dipasturisasi dengan suhu sekitar 60 derajat celcius. Kemudian dimasukkan dalam tabung bambu, lantas ujungnya ditutup dengan daun pisang yang sudah dilenturkan dengan cara dipanaskan di atas api. Seterusnya dibiarkan selama 48 jam.
Berikutnya susu hasil fermentasi itu diberi pemanis dengan menggunakan air rebusan daun stevia (Steviarebaudiana). Daun stevia memiliki rasa manis yang alami dan boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Dari presentasi inovasi ini, tim berhasil menyabet tiga gelar. Masing-masing Gold Medal for the Invention, kemudian First Grade untuk recognition of the most stupendous and creative work di World Invention Academic Conference 2019, dan Special Award untuk certifying the outstanding creativity and novelty of the honorable invention.
Ketua Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian USU, Prof Hasnudi menyatakan bahwa terkait prestasi anak didiknya dalam ajang internasional tersebut, maka USU akan memberikan penghargaan.
Selain itu mereka juga akan semakin digembleng untuk mempertajam visi dan kemampuan untuk inovasi-inovasi berikutnya. Sementara produk Gajura S.Pd itu kini tengah dipatenkan dan kemungkinan akan diproduksi.
“Untuk produk inovasi tersebut, kami melakukan penelitian selama tiga bulan dan sebelumnya dari segi penelitian pernah mendapatkan juara 1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dari segi business plan juara 3 di Universitas Andalas (Unand),” jelasnya.
Produk tersebut juga memiliki banyak keunggulan dan manfaat, karena mengandung bakteri asam lactobacillus plantarium, dan mengandung diterpen steviol glikosida.
Oleh karena itu, produk tersebut cocok diminum oleh semua kalangan terutama penderita diabetes dan dapat menjaga saluran pencernaan serta menjaga daya tahan tubuh.
Serum probiotik drink ciptaan mahasiswa USU tersebut diberi nama Gajura S.Pd dan memiliki keunggulan, yaitu sebagai minuman probiotik khas Indonesia.
Serum probiotik drink ini menggunakan teknik fermentasi dalam tabung bambu dengan bahan baku susu kerbau, gula daun stevia, dan bakteri lactobacillus plantarum.
Penelitian produk tersebut mereka lakukan selama tiga bulan dan dari segi penelitian pernah mendapatkan juara 1 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Sementara dari segi bussiness plan juara 3 di Universitas Andalas (Unand).
Semasa menjadi mahasiswa Pertanian, Dava telah aktif dalam setiap kegiatan nasional hingga internasional dan berhasil mendapat penghargaan di setiap kegiatan. Beberapa kegiatan yang telah ia ikuti adalah Juara 1 Pekan Ilmiah Mahasiswa Pertanian Indonesia (PIMPI) 2018 di IPB Bogor, Juara 2 Pekan Ilmiah Sriwijaya (PIS) 2018 di UNSRI Palembang.
Juara 3 Business Plan Competition (BPC) 2019 di UNAND Padang, Juara 1 Tanjungpura Medical Scientific Competition (TMSC) 2019 di UNTAN Pontianak, Silver Medal International Festival of Innovation On Green Technology (I-FINOG) 2019 di Universiti Pahang Malaysia.
Gold Medal World Invention and Inovation Contest (WIC) 2019 di Seoul, First Grade Excellent World Invention and Inovation Contest (WIC) 2019 di Seoul, hingga Special Award From Asia Invention Creativity World Invention and Inovation Contest (WIC) 2019 di Seoul.
Sebuah harapan dan keyakinan penuh yang dipercaya Dava bahwa setiap orang itu memiliki nurani untuk bermanfaat bagi sekitar. Komitmen kebermanfaatan sebuah kata yang menjadi janji dan landaskan bagi sosok Dava.
"Jadikan apa yang kita dapat hari ini, semua ini sementara, dan akan tergantikan maka berjanji dalam diri untuk memberikan manfaat meneruskan kebermanfaatan.
Sebab sejatinya setiap masa ada orangnya maka ketika kita ada pada masa ini carilah penerus untuk menyebarkan kebermanfaatan,” jelas beliau.
Tips dari seorang Dava dalam meraih kesuksesan dan tetap menebar kebermanfaatan adalah kita harus membuat tujuan dan target di dalam setiap kehidupan kita, Dava sendiri sering kali menulis tujuan dan targetnya di catatan yang ada di hpnya selain itu juga ia menulis hal yang harus dikerjakannya dan manfaat apa yang harus dilakukannya.
Tidak hanya itu tips dari Dava dalam meraih kesuksesan adalah terus semangat dan komitmen dalam mengerjakan sesuatu hal dan harus pantang menyerah.
Begitulah Muhammad Dava Warsyahdhana dikenal, walaupun di usia yang sangat muda, beliau menjadi sosok yang layak untuk dijadikan teladan bagi setiap generasi muda saat ini untuk menciptakan inovasi baru demi kebaikan dan kesuksesan masa depan.
Melihat sekilas komitmen sosok muda Dava Warsyahdhana terhadap pertanian
Senin, 24 Mei 2021 14:48 WIB 24431