Tapanuli Selatan (ANTARA) - Tokoh Lingkungan Hidup dan ahli Orangutan (Pongo Tapanuliensis) Dr Pahrian Siregar berpulang. Sontak, kabar duka itu membuat berbagai kalangan merasa kehilangan.
"Innalillahi Wainnailaihirojiun semoga segala amal mu dibalas Allah berlipat ganda dan hapus seluruh dosa mu Ipar," ucap Bupati Tapanuli Selatan Dolly P.Pasaribu dalam postingannya di WA group, Jumat (7/5) tengah malam.
"Ipar.. sedih kali hati saya, apalagi mendengar kalimat Kalpataru melalui jaringan dunia Internasional yang Ipar bangun. Ipar sudah berpulang ke Rahmatullah. Padahal ada keinginan saya menjadikan status Kalpataru yang diterima Komunitas Masyarakat Hatabosi naik untuk level internasional," ungkap Dolly.
Kepergian almarhum sekitar pukul 21.00 WIB malam ini di RS Medica Dramaga Bogor mengingatkan Dolly saat bertemu dengan almarhum ketika peresmian Masjid Agung Syahrun Nur-Tapsel pada tanggal 22 Januari 2021 yang lalu.
"Saya juga teringat kisah almarhum ketika mau memajukan Hatabosi ke Kalpataru yang banyak menceritakan semangat dan dorongan (alm) Panusunan Pasaribu (ayah Dolly) kepada saya," kata Dolly seraya menyampaikan Pemkab Tapanuli Selatan turut berduka.
Demikian halnya Syahrul M.Pasaribu mantan Bupati Tapanuli Selatan dua periode mengaku terkejut atas kepergian almarhum yang pada 30 Oktober 2009 menulis buku "Warisan Bijak Para Leluhur, Sebuah Pembelajaran Konservasi dari Komunitas Simaretong di Marancar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara." pada saat penelitian orangutan dan lingkungan di ekosistem Batangtoru bersama OCSP (NGO Orangutan Concervation Servises Program).
Dimana buku tersebut kenang Syahrul mengangkat kearifan lokal Komunitas "HATABOSI" (Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok dan Siranap) Kecamatan Marancar tentang pentingnya menjaga Hutan sebagai sumber Air yang merupakan kebutuhan dasar/utama Masyarakat.
Almarhum menjadi Inisiator dan pengusul kearifan lokal Komunitas HATABOSI bersama H.Syahrul M.Pasaribu,SH Bupati Tapsel ketika itu serta (Alm) H.Panusunan Pasaribu pada tahun 2019 kepada Panitia Nasional Penghargaan Kalpataru.
Yang pada akhirnya 21 Desember 2020 Komunitas Hatabosi Marancar di anugerahi Miniatur Kalpataru sebagai penghargaan tertinggi untuk penyelematan Lingkungan sesuai SK Menteri LHK Nomor : SK.302/MENLHK/PSKL/PEG.7/7/2020.
Syahrul menceritakan bahwa bersama almarhum masih berobsesi dan bercita-cita Local Wisdom Hatabosi akan diperjuangkan untuk bisa menjadi "World Heritage" dan hal ini mereka bincangkan pada saat Peresmian Tugu Replika Kalpataru 23 Januari 2021 yang lalu.
"Pada tahun 2018 dan 2019 almarhum dalam perbincangan/diskusi kami dengan NSHE pengembang PLTA Batangtoru (Energi baru terbarukan/ramah lingkungan) banyak memberikan masukan kepada NSHE dalam penyelamatan Orangutan sejalan dengan percepatan pembangunan PLTA," kenangnya.
"Selamat jalan semoga almarhum ditempatkan disisi-Nya dan amal ibadahnya diterima serta keluarga yang ditinggalkan tabah dan tawakkal menghadapinya," ucap Syahrul sedih.
Pemkab Tapsel berduka, tokoh lingkungan hidup dan ahli orangutan wafat
Sabtu, 8 Mei 2021 11:40 WIB 3412