Medan (ANTARA) - Potensi besar yang dimiliki Kota Medan dalam menghasilkan inovasi namun belum tergali dengan baik menjadi alasan Intel® dan Sustainable Living Lab (SL2) menggandeng Yayasan Membangun Rakyat Sejahtera (MRS Foundation) untuk semakin gencar memperkenalkan artificial intelligence (AI) agar kemudian dapat dikembangkan oleh para pelajar di Kota Medan.
Karena itu, mulai 10 Mei 2021 lewat Program Prakarsa Muda 2021, 100 pelajar terpilih dari proses seleksi yang sudah berjalan akan mulai mengikuti program beasiswa pelatihan AI selama 6 bulan, yang akan dilakukan dalam beberapa gelombang.
Country Director SL2 Indonesia, Antony Simon, di Medan, Kamis (6/5), mengatakan, selain untuk menggali potensi para generasi muda, program beasiswa ini juga bertujuan untuk meyakinkan para pelajar bahwa untuk dapat memahami dan mengembangkan solusi AI, tidak melulu membutuhkan pengetahuan teknologi semata, tetapi juga pengetahuan tentang kondisi di lapangan.
“Jadi AI atau kecerdasan artifisial ini tidak akan berkembang jika tidak ada yang memahami lapangan. Nah, kita butuh itu. Kita butuh domain expert,” ujarnya.
Karena itulah, Intel® menurut Antony mulai terpikir untuk menggandeng orang-orang yang benar-benar memahami situasi di lapangan. “Dan untuk itulah kami menggandeng MRS Foundation yang didirikan oleh Meryl Saragih yang kita tahu memang aktif bergerak di lapangan dari sejak dibentuk beberapa tahun yang lalu,” katanya.
Lebih jauh dijelaskan Antony, untuk bisa menghasilkan satu inovasi AI, maka kunci utama yang dibutuhkan bukanlah hanya tentang seberapa pintar seseorang dapat menguasai teknologi, tetapi juga sensitifitas terhadap permasalahan yang ada di lapangan, khususnya di Kota Medan.
“Nah, untuk mengatasi ini, tentunya kita tidak mau harus menunggu pihak luar yang datang. Karena sebenarnya kita sendiri juga mampu. Dan program yang kami jalankan ini adalah yang pertama di dunia,” tegasnya.
Hanya saja lanjut Antony, akan ada tantangan yang harus dihadapi dan harus bisa diatasi, yakni mentalitas. “Mentalitas ini dilihat dari dua sisi. Mentalitas mudah menyerah karena merasa tidak sanggup dan mentalitas menyepelekan karena merasa sudah mampu. Untuk mengatasi kedua tantangan ini sama sulitnya. Tapi baik dari kami maupun MRS tetap siap mengatasinya,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, founder MRS Foundation, Meryl Rouli Saragih mengatakan, keterlibatan yayasannya dengan SL2 ini diyakini akan semakin memudahkan mereka untuk bergerak membantu Pemerintah dalam mengembangkan dunia pendidikan. “Apalagi saat inikan saya dipercaya duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Sumut,” ujarnya.
Perempuan muda yang memiliki latar belakang pendidikan hukum ini meyakini, program Prakarsa Muda ini memiliki benang merah dengan program yang digaungkan oleh Presiden Jokowi yang memang fokus pada pengembangan teknologi untuk pelayanan masyarakat.
“Kami yakin, ini akan bermanfaat untuk mendukung program Digital Melayani (Dilan), Manajemen Talenta, termasuk juga Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang sudah berdiri sendiri,” kata Meryl.
Lebih jauh dikatakannya, Program Prakarsa Muda ini akan membantu mengkurasi talenta-talenta muda Kota Medan di bidang inovasi. “Nantinya ke depan, kami akan siap membantu jika ada inovasi baru yang tercipta dari program ini yang layak dipatenkan,” tandasnya.
Pelatihan yang melibatkan 26 trainer ini ditargetkan dapat menghasilkan 10 inovasi baru yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membenahi permasalahan yang ada di Kota Medan.