Medan (ANTARA) - Pemkot Medan di Sumatera Utara berupaya menghilangkan tradisi "asmara subuh" yang sangat digandrungi oleh sebagian kawula muda di Kota Medan, setelah melaksanakan Sholat Subuh di Bulan Ramadhan.
"Di Ramadhan, usai subuh, masih banyak masyarakat melakukan kebiasaan tidak baik. Padahal di bulan suci ini, kita harus mencari keberkahan," kata Wali Kota Medan Bobby Nasution di Medan, Sabtu.
Kegiatan tersebut, lanjutnya, sangat populer karena berlangsung setiap tahun. Ia mengatakan, anak muda di Kota Medan melakukan berbagai macam kegiatan, termasuk berpacaran, sehingga dinilai menghilangkan nilai keberkahan di Bulan Ramadhan.
Baca juga: Wali Kota Medan bersyukur pencanangan vaksinasi kedua berjalan lancar
Wali Kota meminta seluruh tim gabungan, terdiri dari aparat keamanan TNI/Polri, Satpol pamong praja, dinas perhubungan, dan pihak kecamatan agar memantau dan mencegah "asmara subuh" dengan mengedepankan tindakan persuasif.
"Saya yakin apabila penertiban diterapkan dengan baik, maka 11 bulan ke depan terjadi perubahan perilaku lebih baik di masyarakat. Saya mengucapkan terima kasih kepada tim gabungan yang terlibat penertiban 'asmara subuh' ini," ucap Bobby.
Kabag Tata Pemerintahan Setdakot Medan Rasyid Ridho Nasution mengatakan tim gabungan pemantauan dan pencegahan "asmara subuh" tersebut akan dilaksanakan selama 10 hari.
"Mulai hari ini 17 April sampai 9 Mei 2021, setiap hari Jumat, Sabtu dan Ahad dilakukan penertiban enam titik kecamatan, yakni Medan Sunggal, Medan Johor, Medan Kota, Medan Belawan, Medan Barat, dan Medan Marelan," ujarnya.