Dubai (ANTARA) - Iran, Sabtu(27/2), mengutuk serangan udara Amerika Serikat terhadap milisi yang didukung Iran di Suriah, dan membantah bertanggung jawab atas serangan roket terhadap target AS di Irak --yang mendorong serangan AS pada Jumat (26/2).
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam pertemuan dengan Menlu Irak Fuad Hussein pada Sabtu, mengutuk serangan AS sebagai tindakan "ilegal dan pelanggaran kedaulatan Suriah", menurut media pemerintah Iran.
"Zarif mengatakan beberapa serangan dan insiden baru-baru ini di Irak patut dicurigai, dan kemungkinan dirancang untuk mengganggu hubungan Iran-Irak serta keamanan dan stabilitas Irak," kata laporan media tersebut.
Baca juga: AS tanggapi dingin usulan Iran untuk sama-sama kembali ke pakta nuklir
"Kami menekankan perlunya pemerintah Irak menemukan para pelaku insiden ini," kata Zarif.
Hussein memberikan jaminan bahwa "Baghdad tidak akan membiarkan insiden di negara ini digunakan untuk mengganggu hubungan baik antara kedua negara", media pemerintah melaporkan.
Washington mengatakan serangannya terhadap posisi kelompok paramiliter Kataib Hezbollah yang didukung Iran di sepanjang perbatasan Irak adalah sebagai balasan atas serangan roket terhadap fasilitas AS di Irak.
Pejabat negara-negara Barat dan beberapa pejabat Irak menyalahkan serangan itu pada kelompok yang didukung Iran.
Namun, Teheran membantah terlibat.
Kemajuan telah dibuat dalam pembicaraan tentang dana Iran yang dibekukan dan Baghdad akan memfasilitasi Teheran untuk mendapatkan dananya, Hussein menambahkan.
Sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp86 triliun dana Iran diblokir di Irak karena sanksi AS.
Pejabat tinggi keamanan Iran, Ali Shamkhani, sebelumnya bertemu Hussein dan mengatakan serangan udara AS pada Jumat mendorong terorisme di kawasan tersebut.
Hussein berada di Iran "untuk membahas perkembangan regional, termasuk cara untuk menyeimbangkan hubungan dan menghindari ketegangan dan eskalasi" dengan para pejabat Iran, menurut pernyataan kementerian luar negeri Irak.
Seorang pejabat milisi Irak yang dekat dengan Iran mengatakan serangan AS itu menewaskan satu pejuang dan melukai empat lainnya.
Beberapa pejabat AS mengatakan serangan-serangan AS dilakukan secara terbatas untuk menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan bertindak tegas sambil mencoba menghindari peningkatan ketegangan lebih jauh di kawasan tersebut.
Washington dan Teheran berupaya keras menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran, yang dicapai dengan sejumlah negara sangat berpengaruh pada 2015. Namun, kesepakatan itu ditinggalkan pada 2018 oleh Presiden Donald Trump dan, setelah itu, ketegangan di kawasan meningkat.
Sumber : Reuters