Tapanuli Utara (ANTARA) - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tapanuli Utara, Marco Panggabean mengungkapkan, pengembangan dan pemasaran sejumlah produk unggulan hasil kreativitas pegiat usaha mikro kecil dan menengah di wilayah Taput sangat membutuhkan perhatian Kemenparekraf.
"Selain produk ulos hasil tenunan pegiat UMKM di Taput yang telah mendunia, masih banyak produk unggulan lainnya yang pengembangan hingga pemasarannya sangat membutuhkan perhatian Kemenparekraf demi mendorong sektor ekonomi kreatif sebagai upaya mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan Danau Toba sebagai Kawasan Pariwisata Strategis Pariwisata Nasional," ungkap Marco, didampingi Kabid UKM Dinas Koperasi UKM Taput, Sudianto Simatupang kepada ANTARA, Senin (15/2).
Kegiatan bertenun kain ulos oleh sekitar 5.669 petenun se Taput, masih menjadi produk unggulan teratas dan kegiatannya ditekuni oleh sebagian besar masyarakat setempat.
Baca juga: Catatan awal 2021! Bupati Tapsel tidak ingin Tapal Batas antara Tapsel - Taput dan Paluta bermasalah
Keistimewaan ulos dengan ciri khas tersendiri yang didasarkan pada motif yang dimiliki terpaut erat dengan budaya adat Batak.
Disebutkan, ulos asal Taput telah memasuki pasar internasional melalui jalur pribadi, meski secara detail hal tersebut menjadi gawean Dinas Perdagangan setempat.
Sementara, produk hasil tenunan kelompok masih memasuki pasar lokal yang ada.
"Dua tahun lalu, berdasarkan kerjasama dengan Bekraf, ada 20 merek produk taput yang telah didaftarkan berupa barang ukiran berbahan kayu, kerajinan rotan, makanan ringan, gitar, termasuk ulos," sebutnya.
Untuk pengembangan pemasaran produk ulos dimaksud, pihaknya telah membantu para pegiat dalam mendapatkan HAKI ulos demi memudahkan pemasaran.
"Akan tetapi, selain ulos, masih ada sejumlah produk unggulan lainnya, mulai dari kacang Sihobuk, kopi olahan, gitar, ragam makanan ringan, hingga kriya dan miniatur," jelasnya.
Beraneka ragam produk makanan ringan berbahan kacang tanah seperti kacang Sihobuk dan kacang "boom" pedas dari Muara, keripik (diantaranya keripik nenas sipahutar, keripik pisang dengan banyak varian, keripik ubi rambat, serta keripik ubi kayu), kue ketawa, dodol (bahan dasar nenas sipahutar, tepung tradisional Sipoholon, dodol durian Pahae), Sasagun, serta kopi olahan seperti "kopi partungkoan", "tarhilala kopi", "sibadak kopi", juga kriya berupa gondang, miniatur, dan lainnya.
Harapnya, upaya pembinaan atas komunitas atau kelompok pegiat UMKM di wilayah itu memberikan hasil maksimal untuk 15 kelompok yang telah dinotariskan serta 50 kelompok yang juga akan dinotariskan pada 2021.
"Tahun ini 50 kelompok juga akan dinotariskan dengan dengan berbagai kemudahan yang akan diperoleh oleh pegiat UMKM berupa NIB (Nomor Induk Berusaha), serta IUMK (Ijin Usaha Mikro Kecil)," terangnya.
Seluruh pegiat UMKM dibantu dengan memanfaatkan pendamping yang ditempatkan di setiap kecamatan se Taput.
"Semua kelompok akan dibenahi NIB secara gratis, juga pengurusan sertifikasi halal yang diinginkan, semisal untuk bidang usaha keripik merek Lestari," imbuhnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku masih terkendala dalam mewujudkan kemasan bagus dan menarik atas rasa jenis penganan ringan yang sudah dinilai mantap.
"Keinginan dan harapan kita, segala sesuatu terkait hal ini sebisanya dipermudah, baik itu dalam pengurusan ijin maupun pemasaran produk, seperti pemanfaatan PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) yang diterbitkan Dinkes setempat untuk mempermudah sisi komersial produk ke indomaret, swalayan, dan lainnya," ujarnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata, Ekonomi Kreatif juga diharapkan dapat membantu para pegiat UMKM untuk mendapatkan KUR klaster atau kredit tanpa agunan.
"Itulah harapan dan keinginan kita. Sejauh ini, pemerintah pusat melalui pihak terkait masih memberikan persyaratan atas produk yang mau ditampilkan yang cukup menyulitkan pegiat UMKM, seperti soal omset minimal Rp.50 juta per bulan yang sulit untuk dipenuhi oleh pegiat UMKM," ucapnya.
"Bagaimana para pegiat mendapatkan fasilitas kemudahan untuk 'market place' sangatlah dinantikan. Persyaratan yang ada janganlah terlalu menyulitkan," tukasnya.
#GernasBBI
#BeliKreatifDanauToba
Selain ulos, ini produk unggulan pegiat UMKM Taput butuh perhatian Menparekraf
Senin, 15 Februari 2021 21:22 WIB 2091