Aekkanopan (ANTARA) - Masyarakat Desa Airhitam Kecamatan Kualuhleidong Labuhanbatu Utara mengeluh. Pasalnya, walau banjir yang telah melanda desa itu sejak sebulan lalu, namun bantuan dari pemerintah belum turun ke masyarakat yang terdampak.
Hal itu dikatakan warga Airhitam Syafi'i dan Supriadi secara terpisah kepada Antara, Selasa. "Banjir sudah berlangsung selama sebulan. Tapi bantuan dari pemerintah belum ada," ujar Supriadi yang ditemui di Aekkanopan, Selasa (15/12).
Bantuan yang datang, sebutnya, adalah dua unit sampan karet. Sedangkan bantuan lain hingga kini tak kunjung datang. "Bantuan datang dari warga desa sebelah serta para perantau yang berasal dari Airhitam," tambahnya.
Baca juga: KPK panggil Sekda Labuhanbatu Utara
Menurut pria yang juga bertugas sebagai Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Kualuhleidong itu, saat ini air masih menggenangi rumahnya. Walau sudah mengalami surut berkisar 20 Cm. "Air masih menggenang di rumah," ujarnya.
Sementara Syafii melalui telepon menyebutkan, dari delapan dusun yang Da di xeda itu, tiga diantaranya mengalami dampak paling parah yaitu Sidorukun, Sidomakmur dan Sidomulyo. Sedangkan dusun lainnya juga terkena dampak walau tidak separah tiga dusun itu.
Sepengingatnya, banjir ini merupakan yang terparah. Masyarakat semakin susah karena hasil perkebunan tidak yang membeli. Sedangkan yang bekerja sebagai buruh juga kesulitan karena tidak ada pekerjaan.
Para ibu rumah tangga juga mengeluh karena kebutuhan bahan pokok sulit dan mahal. Bahkan harga gas Elpiji 3 kg saat ini harganya antara Rp40 ribu-Rp50 ribu akibat sulitnya akses jalan dan transportasi.
Selain itu, jalan dari Tanjungbalai menuju Leidong yang merupakan salah satu jalur transportasi menuju Airhitam juga saat ini juga dikabarkan terendam banjir.
Warga Airhitam juga banyak yang mengungsi ke rumah sanak keluarga karena banjir yang merendam kawasan tersebut. Kendati demikian masih banyak juga warga yang memilih bertahan di kediaman masing-masing.