Pematangsiantar (ANTARA) - Penjahit (lebih dikenal sebagai tukang jahit), satu dari jenis usaha masyarakat yang berusaha bertahan di masa mewabahnya virus corona.
Orderan untuk membuat baju celana secara perseorangan maupun kelompok mengalami penurunan sampai 75 persen.
Pelanggan yang datang ke tempat usaha atau ke rumah lebih banyak untuk mempermak pakaian sudah jadi.
Penjahit di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun pun kembangkan kreasi memenuhi kebutuhan masyarakat di masa pandemi COVID-19. Masker.
Baca juga: Mahasiswi Polbangtan Medan dampingi petani KPRL Pematangsiantar
"Kain-kain yang sisa potongan saya manfaatkan bikin masker. Kalau banyak orderan, baru beli kain," kata Rianto (49), Jumat (3/7), di tempat usaha di Pajak Hongkong, Jalan Dipanegoro Pematangsiantar.
Masker buatan warga Nagori Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun ini dijual dengan harga Rp 4.000 - Rp 5.000 per lembar dan dititipkan di sejumlah tempat penjualanan.
Dia juga menerima pesanan dari warga sekitaran rumah dan yang menjual ke pekan-pekan (pasar tradisional pekanan di kecamatan).
"Alhamdulillah bisa menutupi kebutuhan keluarga," katanya.
Ayah empat anak itu berharap pendemi COVID-19 segera berlalu supaya perekonomian pulih kembali.
Masker kain, penghasilan penopang para penjahit di masa pandemi COVID-19
Jumat, 3 Juli 2020 11:05 WIB 4615