Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik tajam 21,9 dolar AS atau 1,27 persen, menjadi ditutup pada 1.753,00 dolar AS per ounce, rebound dari kerugian selama dua hari berturut-turut.
Harga emas berjangka melemah 4,5 dolar AS atau 0,26 persen menjadi 1.731,10 dolar AS pada Kamis (18/6/2020), melanjutkan penurunan 0,9 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.735,60 dolar AS pada Rabu (17/6/2020), setelah naik 9,3 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.736,50 dolar AS pada Selasa (16/6/2020).
Baca juga: Emas naik dipicu kekhawatiran wabah baru COVID-19 di China
Lebih dari 8,38 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Virus Corona baru. Awal pekan ini sekitar 400 pekerja di sebuah rumah pemotongan hewan di Jerman utara melakukan tes untuk virus tersebut, dan China pada Jumat (19/6/2020) melaporkan 32 kasus baru virus.
"Tidak peduli apa konsekuensi jangka panjangnya, seperti inflasi, akan ada stimulus lanjutan di seluruh dunia dan itu akan menjaga harga emas didukung dalam jangka panjang," kata Sica.
Sejauh tahun ini harga emas telah naik sekitar 15 persen, didukung oleh permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi serta jumlah dukungan fiskal dan moneter pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah mengurangi imbal hasil obligasi dan juga telah menaikkan kekhawatiran tentang inflasi.
Namun demikian dolar AS yang lebih kuat dan indeks pasar saham positif di seluruh dunia agak membatasi kenaikan harga emas. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,20 persen.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 33,9 sen atau 1,94 persen, menjadi ditutup pada 17,847 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 15,1 dolar AS atau 1,86 persen, menjadi menetap pada 827,3 dolar AS per ounce.