Medan (ANTARA) - Menghadapi normal baru pendidikan, para pemangku kepentingan dari 21 kabupaten/kota mitra Tanoto Foundation dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud menggelar diskusi via zoom sinergi pusat dan daerah untuk peningkatan kualitas pendidikan dasar, Kamis (4/6/2020).
Diskusi tersebut juga membagikan pengalaman praktik baik dari daerah dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Baca juga: Minim sarana pembelajaran online, Juni datangi siswanya agar tetap belajar
Baca juga: Pemko Tebing Tinggi terima bantuan APD dari Tanoto Fondation
Untuk wialayah Provinsi Sumatera Utara acara diskusi daring ini diikuti juga oleh Ir. Zahir,MAP, Bupati Kab. Batu Bara, Terkelin Brahmana, Kab. Bupati Karo, H. Surya, BSc Bupati Kab. Asahan dan Perwakilan Pemda Kota Pematangsiantar serta jajaran Bapeda dan Dinas Pendidikan, Guru dan Kepala Sekolah.
Menurut Iwan Syahril, Dirjen GTK Kemendikbud, pada new normal yang terpenting prioritasnya adalah keamanan, kesehatan, dan keselamatan.
Kalau daerahnya aman, tapi sekolah tidak aman, maka sekolah dilarang melaksanakan pembelajaran yang mengumpulkan massa.
Begitu juga kalau komunitas sekolah menyampaikan tidak aman, maka tidak perlu dibuka.
“Menutup sekolah bukan berarti pembelajaran tidak terjadi. Pilihannya bisa melaksanakan belajar dari rumah, baik secara daring, luring, atau blended. Yang terpenting orientasi pembelajarannya berdasar pada kebutuhan siswa,” jelas Iwan.
Yang juga penting, jangan sampai penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, hanya memindahkan tatap muka ceramah di kelas. Siswa harus difasilitasi untuk aktif belajar bukan berpusat pada guru.
Sekarang tidak ada tuntutan yang kuat siswa harus ikut ujian. Ini menjadi kesempatan bagi guru dan kepala sekolah untuk membuat inovasi-inovasi hal-hal yang relevan untuk kebutuhan belajar siswanya.
Itulah prinsip merdeka belajar yang didorong penerapannya dalam pembelajaran.
Kemendikbud saat ini juga tengah mengembangkan super aplikasi pendidikan yang dapat membantu siswa belajar lebih baik. Aplikasi ini jauh lebih canggih dan semudah penggunaannya seperti aplikasi gojek atau tokopedia.
“Dengan adanya pandemi ini, kita ingin mempercepat untuk mengakselerasi pemanfaatan aplikasi tersebut. Semoga bisa lebih cepat dari yang direncanakan,” kata Iwan yang juga menyebut pentingnya sinergi dalam menyebarkan praktik-praktik baik pendidikan.
Menyiapkan new normal pendidikan, M Ari Widowati memaparkan survey yang dilakukan Tanoto Foundation kepada guru, kepala sekolah, orangtua, dan siswa dari 454 sekolah dan madrasah mitra.
Mendukung pelaksanaan pendidikan dalam era new normal, M Ari Widowati, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, memaparkan hasil survey atas 454 sekolah dan madrasah mitra dengan responden guru, kepala sekolah, orangtua, dan siswa.
"Salah satu temuan menarik adalah 48.3% siswa senang dengan belajar di rumah karena gurunya membuat mereka belajar lebih menarik, bervariasi, dan bermakna. Praktik baik ini perlu disebarkan agar lebih banyak siswa yang belajar dengan baik walaupun dirumah. Karena masih ada 46.8% lagi siswa yang menyatakan belajar di rumah tidak menyenangkan, dengan alasan terbanyak adalah terlalu banyak tugas dari guru," kata Ari.
Pada masa pandemi, Tanoto Foundation tetap melatih dan mendampingi para guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK dan menyesuaikan materinya dengan konteks pembelajaran berbasis teknologi, daring dan luring.
“Konsep pelatihan kami adalah pembelajaran dengan menerapkan unsur MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi, sehingga siswa bisa aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran jarak jauh,” jelas Ari.
Persiapkan normal baru pendidikan yang berorientasi pada siswa
Jumat, 5 Juni 2020 10:55 WIB 1444