Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi), karena saham Amerika Serikat anjlok di tengah ketidakpastian perdagangan global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari terangkat 15,20 dolar AS atau 1,03 persen, menjadi menetap di 1.484,40 dolar AS per ounce.
Saham-saham Amerika Serikat diperdagangkan melemah tajam karena investor memantau perselisihan perdagangan terbaru antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya.
Indeks Dow Jones Industrial Average pada Selasa (3/12/2019) kehilangan lebih dari 300 poin sebelum penyelesaian transaksi emas. Indeks S&P 500 dan Komposit Nasdaq mengikuti kejatuhan Dow.
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan bahwa ia akan mengembalikan tarif baja dan aluminium yang diimpor dari Brazil dan Argentina, memicu kekhawatiran luas di dalam negeri dan luar negeri.
Ancaman Washington untuk memukul produk-produk Prancis dengan tarif atas sengketa perpajakan mengenai perusahaan teknologi besar AS juga memicu gejolak di pasar saham.
Ketika ekuitas turun tajam, investor biasanya berbondong-bondong ke aset safe-haven, seperti emas.
Emas juga mendapat dukungan tambahan dari dolar AS yang melemah. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, turun secara signifikan pada Selasa (3/12/2019) menjadi sekitar 97,70.
Jika dolar AS melemah, emas yang dihargakan dalam dolar AS biasanya naik karena menjadi lebih murah dan lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 28,2 sen atau 1,66 persen, menjadi ditutup pada 17,248 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 11,90 dolar AS atau 1,32 persen, menjadi menetap pada 911,60 dolar AS per ounce.
Saham AS anjlok, harga emas berjangka melonjak
Rabu, 4 Desember 2019 6:26 WIB 667