New York (ANTARA) - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul pernyataan ekonomi positif dari Ketua Federal Reserve (Fed) AS Jerome Powell dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menjelang laporan mingguan persediaan Amerika Serikat.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 0,31 dolar AS atau 0,5 persen menjadi ditutup pada 62,37 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 0,32 dolar AS atau 0,6 persen, menjadi menetap di 57,12 dolar AS per barel.
"Minyak menerima pengangkat hari ini ... pada rebound selera risiko yang tampaknya dipicu oleh ... kesaksian Powell yang menekankan pertumbuhan dan pemeliharaan suku bunga rendah," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch di Galena, Illinois, dalam sebuah laporan.
Jerome Powell mengatakan ekonomi AS akan melihat "ekspansi berkelanjutan" dengan dampak penuh dari penurunan suku bunga baru-baru ini masih terasa.
"Prospek dasar tetap menguntungkan," kata Jerome Powell.
OPEC mengatakan tidak melihat tanda-tanda resesi global dan saingannya, produksi minyak serpih AS dapat tumbuh jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pada 2020.
Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan fundamental ekonomi global tetap kuat dan bahwa dia masih yakin Amerika Serikat dan China akan mencapai kesepakatan perdagangan.
"Itu hampir akan menghilangkan awan gelap yang telah melanda ekonomi global," kata Barkindo, seraya menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk membahas kebijakan produksi dalam pertemuan OPEC Desember.
Dia juga menyampaikan bahwa beberapa perusahaan AS sekarang mengatakan produksi minyak akan tumbuh hanya 0,3-0,4 juta barel per hari tahun depan -- atau kurang dari setengah dari ekspektasi sebelumnya -- mengurangi risiko kelebihan pasokan minyak tahun depan.
Namun demikian, Badan Informasi Energi AS (EIA), memproyeksikan produksi minyak AS mencapai rekor 13 juta barel per hari bulan ini dan akan tumbuh lebih dari yang diharapkan pada 2019 dan 2020.
Persediaan minyak mentah AS kemungkinan naik 1,6 juta barel pekan lalu, yang akan menjadi kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, menurut jajak pendapat Reuters pada Selasa (12/11/2019).
Beberapa analis mengatakan bahwa perkiraan kenaikan persediaan bullish karena jauh lebih kecil dari minggu sebelumnya, minggu yang sama tahun lalu dan rata-rata lima tahun untuk minggu ini.
Ekspektasi kenaikan persediaan dibandingkan dengan kenaikan 7,9 juta barel selama minggu sebelumnya yang berakhir 1 November, 10,3 juta barel selama minggu yang berakhir 9 November di 2018 dan peningkatan rata-rata lima tahun untuk minggu ini 3,7 juta barel.
American Petroleum Institute (API) dijadwalkan akan merilis data untuk minggu terakhir pada Rabu pukul 4.30 sore (21.30 GMT) waktu setempat, sedangkan laporan mingguan dari EIA akan dirilis pada Kamis. Kedua laporan ditunda satu hari karena liburan Hari Veteran AS pada Senin (11/11/2019).
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (12/11/2019) bahwa Washington dan Beijing hampir menyelesaikan kesepakatan perdagangan, tetapi ia gagal memberikan tanggal atau tempat untuk upacara penandatanganan.
Harga minyak berjangka, bagaimanapun, secara singkat memangkas kenaikan pada Rabu sore (13/11/2019) setelah Wall Street Journal melaporkan negosiasi perdagangan AS-China "mencapai hambatan" atas pembelian pertanian.
Baca juga: Dolar AS naik sedikit ketika kesaksian Powell menjadi pusat perhatian pelaku pasar
Minyak naik didukung pernyataan ekonomi positif ketua Fed dan OPEC jelang laporan
Kamis, 14 November 2019 7:51 WIB 666