Medan (ANTARA) - Tebalnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau, membuat sejumlah warga memilih mengungsi ke Kota Medan, Sumatera Utara.
Salah satunya adalah Fatimahtuzzuhra El-Karim, warga Jalan Suka Karya Perumahan Puri Indah Kualu, Kelurahan Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
"Karena asap disana semakin tebal, kami terpaksa mengungsi ke Medan, mengingat kami punya anak yang masih kecil," katanya saat dijumpai di Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin.
Ia mengaku, setibanya di Kota Medan, ia bersama anaknya yang masih berumur 1,5 tahun langsung melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Alhamdulillah, keadaan anak saya tidak apa-apa. Kami juga masih menunggu apakah asap disana sudah benar-benar tidak berbahaya. Kalau tidak berbahaya kemungkinan kami akan kembali ke Kampar," ujarnya.
Ia menambahkan, sejak Juli 2019 mereka sudah merasakan adanya asap akibat kebakaran hutan. Namun, asap tersebut masih terlihat tipis.
Kemudian, pada Agustus 2019 asap semakin tebal dan berdampak pada kesehatan tubuh.
"Karena itu kami lebih memilih di dalam rumah. Apalagi di luar rumah masih ada lahan dan sudah ada yang terbakar," ujarnya.
Untuk diketahui bahwa dari catatan BNPB menyatakan bahwa luas lahan terbakar akibat Karhutla di Riau mencapai 49.266 hektare. Terdiri dari 40.553 hektare lahan gambut dan 8.713 hektare lahan mineral.
Baca juga: Puskesmas di Riau beroperasi 24 jam siaga dampak karhutla