Kotapinang (ANTARA) - Paparan kabut asap yang melanda Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara bertambah parah akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Riau.
Berdasarkan informasi yang diperoleh ANTARA di Kotapinang, Jumat (13/9) siang, paparan polusi kabut asap terparah terjadi di sejumlah desa di seberang Sungai Barumun di Kecamatan Kampungrakyat yakni, Desa Teluk Panji Bom, Desa Teluk Panji I, Desa Teluk Panji II, Desa Teluk Panji III, dan Desa Teluk Panji IV, Desa Perkebunan Batang Seponggol dan Desa Perkebunan Teluk Panji.
Desa-desa di wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Provinsi Riau yakni, Kabupaten Rokan Hilir. Selain itu, beberapa titik api Karhutlah juga diketahui terjadi di daerah tersebut.
Pekatnya kabut asap menyebabkan jarak pandang di kawasan itu terbatas yakni, berkisar 200 meter hingga 300 meter.
“Kabut ini paling parah dalam tiga hari terakhir. Kalau pagi hari kondisinya lebih buruk lagi, jarak pandang sangat terbatas hanya 50-an meter saja. Namun sejauh ini aktifitas masyarakat masih berjalan normal seperti biasa,” ungkap Hermanto, Kepala Dusun I, Desa Teluk Panji IV.
Ia menjelaskan, kondisi asap di wilayahnya lebih parah dibanding dengan daerah lain di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Menurutnya, jika kondisi ini terus berlarut, dikhawatirkan polusi kabut asap akan mengganggu kesehatan warga.
Pihaknya berharap pemerintah daerah segera mencari solusi untuk meminimalisir dampak kabut asap tersebut, seperti membagi-bagikan masker dan membuat posko penanggulangan penyakit ISPA.
“Jangan terlalu monoton dengan Poskesdes atau Puskesmas. Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan harus jemput bola, jangan sampai warga terkena ISPA dan penyakit lainnya,” ujarnya.
Seperti di Kecamatan Torgamba, Kecamatan Kotapinang, Kecamatan Silangkitang dan Kecamatan Sungaikanan, kabut asap yang terjadi terpantau semakin parah dibanding hari sebelumnya. Jarak pandang hanya sekira 1 kilometer.
Kondisi itu seperti yang terlihat dari kawasan jembatan Sungai Barumun, Lapangan SB3 dan jembatan Sungai Merbau. Meski demikian aktifitas warga hingga kini masih berjalan normal.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Efdi Zulfaizal Hanafi Harahap membenarkan semakin buruknya kondisi kabut asap yang terjadi dan tidak baik bagi kesehatan.
Pihaknya mengimbau warga untuk memakai masker jika melakukan aktivitas luar dan memperbanyak konsumsi air putih dan buah sebagai anti oksidan. Terkhusus anak-anak agar mengurangi aktifitas di luar rumah. “Bila tubuh mulai terasa demam, batuk, pilek, apa lagi terasa sesak nafas segera ke dokter,” ujarnya.
Sementara polusi kabut asap juga mencapai Kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara, ditambah hembusan angin dan secara geografis wilayah ini juga berada dekat laut perairan Selat Malaka.
Warga Rantauprapat bernama Edy Syahputra mengaku,l polusi kabut asap sudah terjadi dalam sebulan terakhir, menyebabkan pandangan mata terasa perih dan mengganggu saluran pernafasan sehingga menimbulkan gejala batuk dan pilek.
Ia berharap, pemerintah daerah dapat mencari solusi permasalahan polusi udara dan antisipasi penyakit ISPA akibat polusi kabut asap Karhutlah dari daerah Provinsi Riau.