Langkat (ANTARA) - Wakil Bupati Kabupaten Langkat Syah Affandin SH angkat bicara dan berharap aparat yang berwajib menghukum berat pelaku pembunuhan terhadap anak tirinya yang terjadi di perkebunan karet Dusun I Desa Ponco Warno Kecamatan Salapian.
"Perbuatan itu jelas sangat tidak terpuji, untuk itu agar ada efek jera pelakunya harus dihukum berat," kata Wakil Bupati Langkat Syah Affandin SH, di Stabat, Kamis, ketika dimintai komentarnya.
Tindakan itu benar benar sangat keterlaluan apalagi terhadap seorang anak yang dibawah asuhannya.
Agar tidak berdampak luas nantinya. "Apalagi daerah ini merupakan sudah dinyatakan sebagai daerah Kabupaten Layak Anak, tentu kehidupan anak harus menjadi perhatian bersama," ujarnya.
Sehingga tidak terulang lagi kasus serupa dikemudian hari, untuk itu sudah selayaknya pelaku kekerasan terhadap anak-anak harus dihukum seberat beratnya.
Seperti diketahui Polres Langkat mengungkap kasus tewasnya Muhammad Ibrahim Ramadan alias Akil usia 2 tahun 3 bulan yang dianiaya ayah tirinya hingga meninggal dunia, dimanan mayatnya ditemukan setelah warga mencium bau tidak sedap dari perkebunan karet Dusun I Desa Panco Warno Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.
Dimana tewasnya korban Muhammad Ibrahim Ramadan alias Akil ini diduga karena penganiayaan berat yang dilakukan pelaku yang merupakan ayah tiri korban antara 19-25 Agustus 2019.
Dimana pelaku yang melakukan penganiayaan ini Riki Ramadhan Sitepu, (30) warga Desa Sei Tembuh Kelurahan Pekan Kuala Kabupaten Langkat yang juga merupakan ayah tiri korban.
Dari keterangan yang didapat pada hari Senin sampai Minggu tgl 19 s/d 25 Agustus 2019 telah dilakukan penganiayaan terhadap anak yg dilakukan oleh Riki Ramadan (ayah tiri korban) dengan cara memukul dibagian bahu, kaki, tangan, pantat korban dan menyundut rokok di bagian tangan, kuping, bahu serta memasukan korban ke dalam goni serta digantung di luar gubuk.
Akibat penganiayaan yang dilakukan terhadap korban Muhammad Ibrahim Ramadan Alias Akil meninggal dunia lalu dikuburkan oleh pelaku Riki Ramadan beserta istrinya di bawah lereng bukit dengan kedalaman sekitar 50 meter.
Warga sekitar rupanya melihat keganjilan karena sudah lima hari ini anak tersebut tidak terlihat bermain main.
Kemudian karena merasa curiga, Bhabinkamtibmas Bripka Ramidi bersama Babinsa dan warga mendatangi tempat tinggal berupa gubuk keluarga tersebut yg berada di kebun karet.
Namun setelah tiba di gubuk tersebut tidak ditemukan pemiliknya. Kemudian dilakukan pencarian sekitar gubuk dan ditemukan gundukan tanah dan disamping gundukan ditemukan sandal anak-anak dan gundukan tersebut menimbulkan bau bangkai.
Kemudian dilakukan pengorekan dibagian atas gundukan dan ditemukan kain panjang bersama jasad anak itu.
Baca juga: Anak tiri dianiaya hingga tewas di Salapian Langkat